7 Operasi Senyap Israel Sepanjang 2024, Hancurkan Petinggi Hamas dan Sekutu
- dantri.com.vn
Jakarta, VIVA – Perang antara Israel dan Hamas telah menimbulkan banyak korban jiwa, mulai dari warga sipil hingga para pejabat Hamas. Sepanjang 2024 ini, Israel juga menargetkan para sekutu hamas seperti kelompok Hizbullah di Lebanon dan juga militer Iran dalam serangan mereka.
Banyak elite Hamas dan sekutu yang gugur akibat ‘operasi senyap’ yang didalangi oleh agen Intelijen Israel Mossad. Berbagai aksi serangan senyap tersebut juga beberapa kali diakui secara blak-blakan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Dilaporkan, Netanyahu memerintahkan Badan Intelijen Israel Mossad untuk bertindak terhadap para pemimpin gerakan pembebasan Palestina, Hamas, di seluruh dunia. Perintah Netanyahu ke Mossad ini disampaikan pada November lalu, dengan berisi perintah operasi senyap.
Berikut deretan operasi senyap Israel yang banyak menumbangkan "sosok penting" kubu Hamas dan sekutu dalam setahun terakhi:
1. Operasi Pertama di Lebanon
Israel membunuh salah satu bos Hamas, Saleh Al Arouri. Wakil pemimpin Hamas yang kerap menjadi juru bicara kelompok tersebut tewas bersama keluarganya, termasuk istri dan anaknya, dengan menggunakan drone di ibu kota Lebanon, Beirut pada 3 Januari 2024.
Lebanon sendiri marah karena serangan tersebut sama saja dengan pelanggaran kedaulatan.
2. Pembunuhan Presiden Iran
Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan meninggal dunia pada Mei lalu. Ia tewas setelah helikopter yang ditumpanginya hilang kontak dan akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur berkeping-keping.
Di balik tewasnya Raisi akibat kecelakaan ini, sejumlah pihak menuding Israel sebagai dalang dari insiden helikopter itu.
Mengutip laman India, Mint, mantan anggota Parlemen Eropa Nick Griffin mengatakan ada alasan bahwa intelijen Israel Mossad bisa saja terlibat dalam kecelakaan itu. Ini disebabkan dukungan Teheran dan Raisi terhadap proksi-proksinya di Timur Tengah yang saat ini gencar memerangi Israel.
Pada sebuah postingan di X, Griffin mengatakan Raisi dan rekannya dari Azerbaijan baru saja membuka bendungan pembangkit listrik tenaga air Qiz Qalasi di perbatasan mereka. Peningkatan hubungan Iran dan Azerbaijan ini bisa membantu meredakan ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia, namun membuat buntung Israel.
3. Operasi Pembunuhan Ismail Haniyeh
Salah satu operasi yang paling menggemparkan dari agen intelijen Israel yakni yang menargetkan pemimpin politik Hamas yang paling berpengaruh di Iran. Otoritas Iran telah melakukan penyelidikan intensif terhadap pembunuhan pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Kematian Haniyeh dalam sebuah serangan di Iran pada 31 Juli 2024 lalu itu membuat situasi di Timur Tengah memanas. Hasil investigasi sementara menunjukkan, adanya keterlibatan Mossad dan dugaan pengkhianatan agen Iran dalam rencana pembunuhan tersebut.
Haniyeh dinyatakan tewas dalam serangan di tempat ia menginap di Teheran pada Juli lalu. Beberapa sumber menyebut, jika alat peledak yang menewaskan Haniyeh sudah diselundupkan ke wisma Teheran sekitar dua bulan sebelum kejadian.
4. Operasi Ledakan Pager
Alat komunikasi pager yang dipakai Hizbullah meledak di Beirut, Lebanon pada September lalu. Akibatnya, sebanyak 12 orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Duta Besar (Dubes) Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, terluka dalam peristiwa ini.
Selain itu, banyak anggota Hizbullah dan petugas medis yang terluka dalam ledakan tersebut. Meledaknya ribuan pager ini tidak terlepas dari keterlibat badan intelijen Israel.
Mossad, dilaporkan menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 pager buatan Taiwan yang dipesan kelompok Hizbullah beberapa bulan lalu.
Informasi ini diungkap oleh sumber keamanan senior Lebanon dan seorang sumber lainnya
Pager yang meledak ditemukan telah dipasangi peledak kata seorang pejabat keamanan. Bahan peledak tersebut ditanam di samping baterai.
Diketahui, jauh sebelum ada teknologi smartphone, orang-orang zaman dulu memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi. Salah satu alat komunikasi yang pernah populer pada masanya adalah pager atau radio panggil.
5. Operasi Ledakan Walkie-Talkie
Sejumlah perangkat komunikasi walkie talkie milik anggota kelompok Hizbullah meledak dan menewaskan sedikitnya 20 orang dan 450 lainnya luka-luka pada September lalu. Insiden ini menyusul ledakan pager di Lebanon sehari sebelumnya.
Walkie talkie merupakan perangkat radio genggam dua arah yang memungkinkan pengguna bertukar pesan. Alat ini adalah perangkat komunikasi jarak pendek dan harus tetap berada dekat dengan pangkalannya untuk melakukan transmisi.
Dari foto-foto yang beredar usai insiden ledakan tersebut menunjukkan walkie talkie yang meledak adalah IC-V82 yang diproduksi perusahaan Jepang, Icom Inc 6820.T.
Namun, dugaan kuat menyebut insiden itu juga didalangi oleh Israel, sebagai bagian operasi intelijen yang diawali dengan ledakan ribuan unit pager sehari sebelumnya.
Dua sumber yang memahami operasi intelijen Tel Aviv, seperti dilansir media Axios, Senin, 22 Desember 2024, mengatakan bahwa Israel-lah yang meledakkan ribuan unit walkie-talkie yang digunakan Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon.
6. Operasi New Order
Operasi ini merupakan Israel operasi yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pada September lalu.
Pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran Beirut, Lebanon, melibatkan jet tempur F-15i dan sekitar 100 bom penembus bunker buatan Amerika Serikat (AS).
IDF merilis gambar yang menurut mereka diambil dari pusat komando bawah tanah Angkatan Udara Israel selama serangan udara di Beirut yang menargetkan Nasrallah.
Dalam pernyataannya, IDF mengaku bahwa selain Nasrallah, Komandan Front Selatan Hizbullah Ali Karaki, dan wakil komandan pasukan elit Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan.
Nasrallah menjadi sasaran saat berada di markas utama Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh.
7. Kematian Yahya Sinwar
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dilacak oleh pesawat tak berawak mini Israel saat ia terbaring sekarat di reruntuhan bangunan di Gaza selatan. Dalam video yang diambil oleh Israel, ia terlihat tergeletak di kursi yang tertutup debu.
Saat drone itu melayang di dekatnya, video menunjukkan dia melemparkan tongkat ke arah drone itu.
Pejabat Israel mengatakan, setelah perburuan intensif yang berlangsung selama lebih dari setahun, pasukan Israel yang membunuh Sinwar awalnya tidak menyadari bahwa mereka telah menangkap musuh nomor satu negara mereka setelah baku tembak pada hari Rabu, 16 Oktober 2024.