Parlemen AS Desak Pemerintahan Joe Biden Setop Kirim Senjata ke Israel

VIVA Militer: Pasukan militer Amerika Serikat (AS) di Israel
Sumber :
  • jpost.com

Washington, VIVA – Dua puluh legislator Demokrat di Amerika Serikat telah mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menghentikan transfer senjata ofensif ke Israel. Alasannya karena sampai saat ini pemerintah Israel belum memenuhi tuntutan AS agar lebih banyak bantuan masuk ke Gaza.

Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada hari Selasa, anggota Kongres meminta Washington untuk menegakkan hukumnya sendiri yang membatasi bantuan militer ke negara-negara yang melakukan kejahatan perang dan memblokir bantuan kemanusiaan yang didukung AS.

“Kami percaya bahwa terus mentransfer senjata ofensif ke pemerintah Israel akan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina dan membahayakan keamanan nasional kita sendiri dengan mengirimkan pesan kepada dunia bahwa AS akan menerapkan hukum, kebijakan, dan hukum internasionalnya secara selektif,” kata surat itu.

Arsip foto - Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 25 Juli 2024.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu Ajansi

Ditambahkan pula bahwa kegagalan untuk bertindak akan memperpanjang perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gaza, "mengasingkan Israel di panggung internasional dan menciptakan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut".

Surat tersebut dipimpin oleh Summer Lee dan Greg Casar, yang baru-baru ini terpilih untuk memimpin Kaukus Progresif Kongres tahun depan, menggantikan Pramila Jayapal.

Dorongan tersebut tidak mungkin meyakinkan Biden dan Blinken, yang telah berulang kali menjanjikan dukungan "kuat" mereka untuk Israel, untuk mengubah arah. Namun, hal itu menggarisbawahi tekanan progresif yang terus berlanjut pada pemerintahan AS atas kebijakan Timur Tengahnya.

Hal itu juga menyoroti Casar sebagai pengkritik Israel sebelum ia menjadi ketua Kaukus Progresif yang berpengaruh.

Pernyataan kongres tersebut berfokus pada ultimatum pemerintahan Biden kepada Israel pada bulan Oktober, ketika pejabat AS memperingatkan Israel dalam sebuah surat untuk mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam waktu 30 hari atau menghadapi konsekuensi.

Meskipun beberapa kelompok kemanusiaan mengatakan bahwa Israel gagal memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Washington untuk memperbaiki situasi di Gaza, pemerintahan Biden mengatakan setelah batas waktu tersebut bahwa mereka akan terus menyediakan senjata kepada Israel.

"Meskipun Israel membuat kemajuan nominal di beberapa bidang, negara itu gagal memenuhi standar minimum yang ditetapkan dalam surat Pemerintah," tulis para anggota parlemen.

Misalnya, pejabat AS menuntut agar 350 truk bantuan diizinkan masuk ke wilayah Palestina yang terkepung. Namun, rata-rata 42 truk diizinkan masuk ke Gaza setiap hari selama periode 30 hari.

Truk Bantuan Kemanusiaan Bagi Gaza (Doc: MEMO)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Faktanya, kelompok-kelompok kemanusiaan – termasuk Norwegian Refugee Council, Oxfam, Refugees International, dan Save the Children – menuduh Israel mengambil “tindakan yang secara drastis memperburuk situasi di lapangan, khususnya di Gaza utara” setelah peringatan AS.

"Israel telah gagal memenuhi tuntutan sekutunya – yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang sangat besar bagi warga sipil Palestina di Gaza," kata kelompok tersebut dalam pernyataan bersama bulan lalu.