Buka Suara Usai Digulingkan, Bashar al-Assad Bantah Kabur ke Rusia

Presiden Suriah Bashar al-Assad
Sumber :
  • Saudi Press Agency via AP

Damaskus, VIVA – Untuk pertama kalinya, mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad buka suara usai digulingkan oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham. Sebagaimana diketahui, Assad tidak terlihat di mana pun saat kota-kota dan provinsi-provinsi Suriah jatuh ke tangan pemberontak yang dipimpin oleh kelompok militan Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Kemudian spekulasi berkembang bahwa ia telah melarikan diri dari negara itu karena bahkan perdana menterinya tidak dapat menghubunginya selama operasi pembersihan pemberontak di Damaskus.

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Damaskus, Suriah

Photo :
  • Bloomberg

Dalam pernyataannya, Assad mengatakan bahwa ia tidak pernah bermaksud melarikan diri ke Rusia

Dikutip dari BBC, Assad dalam pernyataannya mengatakan bahwa, ketika ibu kota Suriah jatuh ke tangan pemberontak, ia pergi ke pangkalan militer Rusia di provinsi Latakia "untuk mengawasi operasi tempur" hanya untuk melihat bahwa pasukan Suriah telah meninggalkan posisi.

Pangkalan udara Hmeimim juga telah menjadi sasaran "serangan intensif oleh serangan pesawat tak berawak" dan Rusia telah memutuskan untuk menerbangkannya ke Moskow, katanya.

Dalam pernyataan tersebut, mantan pemimpin Suriah itu dilaporkan menjelaskan apa yang terjadi pada tanggal 8 Desember - dan bagaimana ia tampak dikepung di pangkalan Rusia tersebut.

"Karena tidak ada cara yang layak untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta komando pangkalan tersebut untuk mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam tanggal 8 Desember," bunyi pernyataan tersebut.

"Ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi militer terakhir dan kelumpuhan yang diakibatkannya pada semua lembaga negara yang tersisa."

VIVA Militer: Bashar al-Assad dan pasukan Angkatan Bersenjata Suriah

Photo :
  • The Institute for National Security Studies

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa "tidak ada satu pun saat selama peristiwa ini saya mempertimbangkan untuk mengundurkan diri atau mencari perlindungan, dan tidak ada pula usulan seperti itu yang diajukan oleh individu atau pihak mana pun,"

"Ketika negara jatuh ke tangan terorisme dan kemampuan untuk memberikan kontribusi yang berarti hilang, posisi apa pun menjadi tidak ada gunanya," katanya.