Arab Saudi dan Qatar Kompak Kecam Keras Israel Perluas Permukiman di Golan Milik Suriah
- Anadolu Agency/Mostafa Alkharouf
Riyadh, VIVA - Arab Saudi dan Qatar pada Minggu, 15 Desember 2024, mengecam keputusan Israel untuk memperluas pembangunan permukiman di Dataran Tinggi Golan yang menjadi wilayah Suriah.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan kembali kecaman negara itu terhadap tindakan Israel yang terus-menerus “merusak peluang Suriah untuk mencapai keamanan dan stabilitas.”
Arab Saudi mendesak komunitas internasional untuk mengutuk pelanggaran yang dilakukan Israel serta menekankan pentingnya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.
“Golan adalah tanah Arab Suriah yang diduduki,” tegas kementerian tersebut.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut keputusan Israel itu sebagai “babak baru dari serangkaian agresi Israel terhadap wilayah Suriah dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.”
Pernyataan tersebut menekankan “pentingnya komunitas internasional segera memenuhi tanggung jawab hukum dan moralnya untuk memaksa pendudukan Israel menghentikan agresinya terhadap wilayah Suriah dan mematuhi resolusi legitimasi internasional, serta menunjukkan solidaritas melawan rencana oportunistiknya.”
Kementerian juga menegaskan “posisi tegas Qatar yang mendukung kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Suriah” dan menyatakan dukungan “untuk semua upaya regional dan internasional yang bertujuan menciptakan keamanan dan stabilitas di Suriah serta mewujudkan aspirasi rakyatnya yang bersaudara.”
Pada Minggu pagi, pemerintah Israel dengan suara bulat menyetujui rencana yang diajukan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meningkatkan pembangunan pemukiman Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dengan anggaran lebih dari 40 juta shekel (sekitar 11,13 juta dolar AS atau sekitar Rp177,8 miliar).
Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak perang Timur Tengah tahun 1967.
Saat ini, sekitar 50.000 orang tinggal di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan, setengahnya pemukim Israel, sementara sisanya terdiri dari etnis Druze, Alawit, dan kelompok lainnya, menurut laporan harian Israel, Haaretz.
Terdapat 33 pemukiman Yahudi di Golan, yang dikelola di bawah Dewan Regional Golan.
Bashar al-Assad, yang memerintah Suriah dengan tangan besi selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember setelah kelompok anti-rezim mengambil alih Damaskus.
Pengambilalihan itu terjadi setelah para pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut kota-kota penting di seluruh negeri dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua minggu.
Memanfaatkan jatuhnya Assad, Israel meningkatkan serangan udara terhadap situs-situs militer di seluruh Suriah, yang dianggap sebagai pelanggaran nyata terhadap kedaulatan negara tersebut.
Israel juga menyatakan runtuhnya perjanjian pelepasan pasukan tahun 1974 dengan Suriah dan mengerahkan pasukannya di zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan, sebuah langkah yang mendapat kecaman luas dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah negara Arab. (ant)