50.000 Warga Suriah Selamatkan Diri ke Lebanon usai Kelompok Bersenjata Rebut Damaskus

Lebih dari 200.000 orang telah mengungsi di dalam wilayah Lebanon akibat serangan udara Israel, kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pada Sabtu, 28 September 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu

Beirut, VIVA - Lebih dari 50.000 orang menyeberangi perbatasan antara Suriah dan Lebanon setelah oposisi bersenjata menyerbu Damaskus, Suriah pada 8 Desember, lapor penyiar Lebanon LBCI pada Selasa, 10 Desember 2024.

Menurut laporan tersebut, mayoritas dari mereka adalah penganut Syiah dan pendukung pemerintah sebelumnya.
 
Situasi di perbatasan memanas selama tiga hari saat ribuan orang terus mendekati perbatasan utama Masnaa dalam upaya menyelamatkan diri dari Suriah.

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Damaskus, Suriah

Photo :
  • Bloomberg

Mereka mengaku lebih baik tinggal di luar perbatasan ketimbang pulang ke rumah karena merasa takut akan adanya pembalasan dari oposisi bersenjata, kata koresponden LBCI di perbatasan.

Dia menambahkan bahwa banyak dari mereka yang tidak memiliki dokumen yang diperlukan.

Pada Senin (9/12) malam di pos pemeriksaan Masnaa, ribuan pengungsi dari Suriah berupaya menerobos penjagaan pasukan keamanan Lebanon dan memasuki Lebanon tanpa dokumen apa pun.

Pasukan Lebanon pun berhasil menstabilkan situasi tersebut.

VIVA Militer: Bashar al-Assad dan pasukan Angkatan Bersenjata Suriah

Photo :
  • The Institute for National Security Studies

Kelompok bersenjata Suriah merebut Ibu Kota Damaskus pada Minggu (8/12). Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali menyatakan bahwa dirinya bersama 18 menteri lainnya memutuskan untuk tetap bertahan di Damaskus.

PM Ghazi al-Jalali juga mengaku telah berkomunikasi dengan para pemimpin kelompok militan yang menyerbu Damaskus.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Bashar Assad telah mengundurkan diri sebagai presiden Suriah dan meninggalkan negara tersebut seusai bernegosiasi dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam konflik Suriah. (ant)