Wapres Filipina Sara Duterte Bantah soal Rencana Pembunuhan Presiden Marcos Jr: Hanya Lelucon!
- Ist
Manila, VIVA – Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte membantah bahwa dirinya telah memberikan ancaman pembunuhan pada Presiden Ferdinand Macros Jr, istrinya, dan juru bicara DPR Filipina.
Akal sehat seharusnya cukup bagi kita untuk memahami dan menerima bahwa tindakan balas dendam bersyarat tidak merupakan ancaman aktif. Ini adalah rencana tanpa dasar," kata Duterte dalam sebuah pernyataan.
"Saya yakin bahwa penyelidikan yang jujur akan dengan mudah mengungkap narasi ini (tentang dugaan rencana untuk membunuh Marcos) sebagai lelucon, khayalan, atau tidak ada apa-apanya sama sekali," kata Duterte, dikutip dari Abc News, Selasa, 26 November 2024.
Duterte mencoba menarik kembali pernyataannya dengan mengatakan itu bukan ancaman sebenarnya, tetapi ekspresi kekhawatiran tentang keselamatannya sendiri atas ancaman yang tidak disebutkan.
“Mengapa saya harus membunuhnya jika bukan untuk membalas dendam? Tidak ada alasan bagi saya untuk membunuhnya. Apa manfaatnya bagi saya?” ucap Duterte kepada wartawan.
Sebagai informasi, Marcos mencalonkan diri bersama Duterte sebagai calon wakil presidennya dalam pemilihan umum pada Mei 2022.
Keduanya menang telak dalam kampanye yang menyerukan persatuan nasional. Di Filipina, kedua posisi tersebut dipilih secara terpisah.
Namun, kedua pemimpin dan kubu mereka segera berselisih pendapat karena perbedaan utama, termasuk dalam pendekatan mereka terhadap klaim teritorial agresif Tiongkok di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Duterte mengundurkan diri dari Kabinet Marcos pada bulan Juni sebagai menteri pendidikan dan kepala badan antipemberontakan.