Demo Tolak Survei Masjid di Sambhal India Berujung Bentrok dengan Polisi, 5 Orang Tewas

Bentrokan Demonstrasi survey masjid di India.
Sumber :
  • Tangkapan layar.

Jakarta, VIVA – Bentrokan antara polisi dan warga pecah di distrik Sambhal, negara bagian Uttar Pradesh, India pada Senin, 25 November 2024 waktu setempat. Update terkini, bentrokan tersebut setidaknya memakan korban jiwa sebanyak 5 orang.

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 26 November 2024, bentrokan tersebut dipicu oleh sejumlah masyarakat india yang melakukan demonstrasi protes terkait survei masjid era Mughal yang dilakukan di distrik tersebut. Para demonstran itu menentang survei yang diperintahkan pengadilan terhadap Masjid Shahi Jama di Sambhal.

Buntut dari bentrokan tersebut, polisi telah menangkap puluhan orang, memutus jaringan internet dan menutup sekolah pada hari ini. Kemanan di distrik tersebut pun diperketat ketika bentrokan tersebut telah mereda.

"Semua sekolah dan perguruan tinggi telah ditutup dan pertemuan publik dilarang," kata perwira senior kepolisian setempat Aujaneya Kumar Singh.

Razia kendaraan malam hari di India.

Photo :
  • Cartoq

Dia menambahkan, pihak berwenang setempat juga melarang orang luar distrik, organisasi sosial hingga perwakilan publik untuk masuk ke kota tersebut tanpa izin hingga 30 November 2024.

"Saat ini Pemerintah berusaha keras untuk mengatasi kerusuhan," tambahnya.

Survei masjid

Sebelumnya, pengadilan setempat diketahui telah mengizinkan survei masjid berdasarkan petisi yang diajukan delapan penggugat. Mereka dipimpin oleh pengacara pro Hindutva Hari Shankar Jain yang menklaim masjid abad ke-16 itu dibangun di lokasi kuil hindu.

Kerusuhan di Ibu Kota Bangladesh (Doc: India Today)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Survei kedua yang dilakukan hari minggu kemarin, ditentang oleh masyarakat setempat yang khawatir hal itu adalah upaya mengambil alih masjid tersebut. sementara itu survei pertama dilakukan pada 19 November lalu diselesaikan dengan kerja sama masyarakat setempat.

Umat muslim setempat mengungkapkan bahwa pengadilan terburu-buru dalam memutuskan survei tersebut. Mereka pun tak diberi kesempatan untuk menyampaikan kasus mereka.

Bentrokan berawal ketika para pengunjuk rasa mulai melemparkan batu ke polisi. Hal itu ditanggapi polisi dengan menembakan gas air mata. Dalam insiden tersebut polisi mengatakan bahwa setidaknya ada 16 petugas terluka parah.