Terlalu Banyak Kontroversi, Popularitas Netanyahu Menurun di Israel
- newrepublic.com
Tel Aviv, VIVA – Sebuah jajak pendapat terbaru di Israel menunjukkan popularitas partai Likud milik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus menurun, di tengah meningkatnya pertentangan dalam negeri.
Menurut harian Israel Maariv, koalisi Pemerintahan Netanyahu telah kehilangan satu kursi minggu ini, menandai dukungan yang semakin berkurang.
Penurunan terbaru dalam popularitas koalisi ini disebabkan oleh beberapa masalah, termasuk perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan Lebanon Selatan, kontroversi mengenai wajib militer, dan keputusan pengadilan baru-baru ini yang menolak permintaan Netanyahu untuk menunda kesaksiannya dalam persidangan korupsi.
Melansir dari ANews, Sabtu, 16 November 2024, Netanyahu secara konsisten mengklaim bahwa tuduhan korupsi itu salah dan merupakan bagian dari kampanye terpadu terhadapnya oleh polisi dan jaksa penuntut.
Menurut laporan Maariv tentang jajak pendapat tersebut, yang dirilis pada hari Jumat, 15 November 2024, jika pemilihan umum diadakan hari ini, partai-partai oposisi akan mengamankan 62 kursi di Knesset (parlemen) yang beranggotakan 120 orang, kubu Netanyahu akan mendapatkan 48 kursi, dan anggota Knesset Arab akan memperoleh 10 kursi.
Jajak pendapat minggu lalu semakin menggarisbawahi menurunnya popularitas pemerintah setelah pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan dukungan Netanyahu terhadap undang-undang yang membebaskan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer.
Netanyahu juga menghadapi kontroversi atas kegagalannya membawa pulang sandera Israel, yang ditahan di Gaza. Dan tuduhan bahwa ia telah mendapat peringatan sebelumnya tentang serangan lintas batas Hamas Oktober lalu, yang kemudian ditanggapi oleh Israel dengan serangan mematikan di Gaza.
Beberapa analis dan politisi Israel telah menyatakan, bahwa Netanyahu terus menolak seruan gencatan senjata untuk menghindari penyelenggaraan pemilihan umum yang dikhawatirkannya akan kalah.
Ketegangan regional meningkat akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 43.700 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak sejak tahun lalu.
Konflik pun telah menyebar ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan mematikan di seluruh negeri dalam eskalasi dari perang lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang Gaza.