Sekjen MHM dan Ketua Delegasi Indonesia di COP29 Bahas Upaya Penguatan Kesadaran Iklim

Sekjen MHM dan Ketua Delegasi Indonesia Hashim Djojohadikusumo di COP29.
Sumber :
  • Istimewa

Baku, VIVA – Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (MHM), Konselor Mohamed Abdelsalam, bertemu Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto untuk Energi dan Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Delegasi Indonesia untuk COP29, di Baku, Azerbaijan, Hashim Djojohadikusumo, Kamis 14 November 2024.

Sekretaris Jenderal menekankan upaya substansial MHM dalam mendukung peran para pemimpin agama dalam menangani tantangan global, termasuk masalah iklim. Ia mencatat bahwa MHM meluncurkan Panggilan Hati Nurani: Pernyataan Bersama Abu Dhabi untuk Iklim, yang ditandatangani 30 pemimpin agama terkemuka di seluruh dunia.

MHM juga menyelenggarakan Paviliun Iman di COP28, yang merupakan yang pertama dalam Konferensi Para Pihak. Tahun ini, MHM menyelenggarakan Paviliun Iman kedua di COP29 setelah keberhasilan besar yang pertama.

Sekretaris Jenderal MHM memuji model pluralisme, keberagaman, dan koeksistensi Indonesia yang patut dicontoh, serta mengucapkan selamat kepada pemerintahan Indonesia yang baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo. Ia merasa terhormat diundang dan bisa menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pada Oktober 2024.

Konselor Abdelsalam juga menegaskan komitmen MHM untuk memperkuat keterlibatan konstruktif di seluruh masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara melalui inisiatif yang mempromosikan dialog dan koeksistensi.

Kepala Delegasi Indonesia untuk COP29 mengapresiasi upaya MHM dalam memobilisasi para pemimpin agama untuk mengatasi tantangan iklim, termasuk inisiatif Paviliun Iman di COP28 dan kelanjutannya di COP29. Ia juga menyampaikan niatnya untuk mengunjungi paviliun dan terlibat dalam berbagai kegiatannya, sekaligus menyoroti pentingnya inisiatif agama untuk pembangunan dan perdamaian, yang bertujuan untuk memperkuat peran pemimpin agama dalam pembangunan dan pembangunan perdamaian.

Di akhir pertemuan, kedua pihak menegaskan pentingnya suara pemimpin agama dalam mengatasi tantangan iklim, dan berkomitmen untuk terus berkolaborasi guna meningkatkan kesadaran akan kebutuhan mendesak untuk menanggapi perubahan iklim dan risikonya.