Kasus Pidana terhadap Donald Trump Akan Dihentikan Setelah Menang Pemilu AS

Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS
Sumber :
  • (AP Photo/Alex Brandon)

Amerika Serikat, VIVA – Setelah kemenangan mengejutkan Donald Trump atas Kamala Harris di Pemilu AS 2024, jaksa khusus diperkirakan akan menghentikan kasus pidana terhadapnya sebelum ia resmi kembali ke Gedung Putih. 

Menurut beberapa sumber, langkah ini dilakukan karena kasus-kasus tersebut dipastikan tidak akan selesai sebelum hari pelantikannya, dan berdasarkan kebijakan Departemen Kehakiman, kantor jaksa khusus tidak dapat melanjutkan tuntutan pidana begitu Trump resmi menjabat.

Donald Trump menyampaikan Pidato usai memenangkan Pilpres AS

Photo :
  • Tangkapan layar

Sebelumnya, Departemen Kehakiman telah memperkirakan bahwa apabila Trump terpilih kembali, penyelesaian kasus pidana yang mencakup kepemilikan dokumen rahasia serta upayanya membalikkan hasil pemilu 2020 tidak akan berlanjut. Hal ini karena jaksa agung yang nantinya ditunjuk Trump bisa saja membatalkan tuntutan pidana tersebut. 

Namun, selain itu, keputusan untuk menghentikan kasus lebih dini juga dianggap sebagai tindakan pencegahan. Langkah ini memastikan bahwa Trump tidak akan bisa memberhentikan jaksa khusus Jack Smith begitu ia menjabat lagi.

Rencana penghentian kasus ini juga disebut telah diantisipasi oleh lingkaran terdekat Trump, yang secara diam-diam membayangkan situasi di mana Trump memerintahkan pemecatan Smith dan timnya harus meninggalkan kantor di Washington. 

Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS

Photo :
  • (AP Photo/Julia Demaree Nikhinson)

Meski begitu, Departemen Kehakiman saat ini masih mempertimbangkan bagaimana cara terbaik untuk menutup kasus-kasus tersebut karena beberapa kasus berada pada tahap yang berbeda dan kompleksitasnya bervariasi. Misalnya, dalam kasus dokumen rahasia, meskipun telah dibatalkan, pihak departemen tetap mengajukan banding agar kasus ini tidak dibiarkan tanpa tantangan hukum.

Ketika Donald Trump meluncurkan kampanyenya pada tahun 2022, ia melakukannya di tengah ancaman penyelidikan oleh jaksa khusus yang menyoroti kepemilikan materi rahasia nasional di Mar-a-Lago, yang disimpannya setelah kalah dalam Pemilu 2020. 

Trump sering menyampaikan kepada pendukungnya bahwa ia mencalonkan diri demi "kebebasan" dirinya, dan ia meyakinkan para pendukung bahwa kemenangan di pemilu adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan tuntutan tersebut.

Strategi utama Trump selama berbulan-bulan adalah menunda kasus-kasus pidana ini hingga pemilu berlangsung. Dengan kemenangannya, ia berharap bisa menunjuk jaksa agung baru yang setia yang akan menghentikan seluruh proses hukum terhadapnya.

Keputusan untuk menghentikan kasus-kasus ini juga mendapat dukungan dari William Barr, mantan jaksa agung Trump, yang mendorong agar jaksa federal dan negara bagian menghentikan tuntutan terhadap Trump. 

Dalam pernyataannya, Barr menyebut bahwa rakyat Amerika telah memberikan keputusan mereka dengan memilih Trump sebagai presiden selama empat tahun ke depan, dan jaksa harus mendukung proses transisi negara dengan mengakhiri tuntutan hukum yang tersisa.

“Rakyat Amerika telah memberikan keputusan mereka terhadap Presiden Trump dan dengan tegas memilihnya untuk memimpin negara selama empat tahun ke depan. Mereka memilihnya untuk memimpin kita dengan pengetahuan penuh atas tuntutan yang diajukan terhadapnya oleh jaksa di seluruh negeri,” tulis Barr yang dikutip dari The Guardian pada Kamis, 7 November 2024. 

“Jaksa agung dan semua jaksa negara bagian harus melakukan hal yang benar dan membantu negara ini maju dengan menghentikan kasus-kasus tersebut.”