Survei: Trump dan Harris Bersaing Ketat Jelang Pemungutan Suara Pemilu AS
- kolase foto
Washington, VIVA – Menjelang pemungutan suara Pemilu Presiden Amerika Serikat pada Selasa 5 November 2024, calon presiden AS Donald Trump dan Kamala Harris bersaing sangat ketat berdasarkan survei.
Mantan presiden AS Donald Trump dari Partai Republik dan wakil presiden AS dari partai Demokrat menarik perhatian dunia, terutama karena dinamika politik AS yang mempengaruhi kebijakan global.
Hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei terkemuka, seperti CNN dan Reuters/Ipsos, menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas Trump dan Harris berada dalam selisih yang tipis.
Seperti jajak pendapat CNN yang dilakukan SSRS menemukan elektabilitas Harris berada di angka 48 persen, sedangkan Donald Trump 47 persen.
Baik Harris maupun Trump mendapat dukungan positif dari mayoritas pendukung mereka, sebanyak 72 persen dari pendukung Trump mengatakan pilihan mereka lebih untuknya daripada menentang Harris
Sementara 60 persen dari pendukung Harris mengatakan pilihan mereka lebih untuk dirinya daripada menentang Trump.
Survei terbaru ini juga menunjukkan bahwa Harris dan Trump memiliki dukungan yang hampir sama di kalangan pemilih independen, lagi-lagi Harris unggul 45 persen dan Trump 41 persen.
Hanya 2 persen dari pemilih potensial yang menyatakan belum memilih kandidat, dan 12 persen lainnya telah memilih tetapi masih mungkin berubah pikiran.
Kemudian dalam beberapa survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, 60 persen pemilih muda menyatakan akan berpartisipasi aktif dalam pemilu kali ini, dengan banyak yang merasa bahwa isu lingkungan dan hak asasi manusia adalah topik krusial yang harus diperhatikan para kandidat.
Trump, yang pernah menjabat sebagai Presiden AS pada periode 2017-2021, berfokus pada kampanye yang mengusung tema "Make America Great Again" dengan janji untuk memperbaiki ekonomi dan memperketat imigrasi.
Di sisi lain, Kamala Harris, yang menjadi pendamping Presiden Joe Biden dalam pemerintahannya saat ini, berusaha meraih dukungan dengan menjanjikan keberlanjutan program sosial, perbaikan sistem kesehatan, dan kebijakan yang lebih inklusif untuk masyarakat minoritas.