14 Juta Orang Mengungsi Akibat Konflik di Sudan, Kata PBB
- Maktoob Media
Sudan, VIVA – Perang yang berlangsung di Sudan telah menyebabkan lebih dari 14 juta orang mengungsi. Ini menjadikannya sebagai krisis pengungsian terbesar di dunia tahun ini. Menurut laporan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang dirilis pada hari Selasa, 29 Oktober 2024, jumlah pengungsi ini mencakup sekitar 30% dari total populasi negara tersebut.
Dari total 14 juta pengungsi, sekitar 11 juta orang masih berada di dalam negeri Sudan, sementara 3,1 juta orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Amy Pope, direktur jenderal IOM, menyatakan bahwa jumlah pengungsi meningkat sekitar 200.000 orang sejak bulan September.
Lebih dari setengah dari pengungsi adalah wanita, dan lebih dari seperempatnya adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun.
"Skala pengungsian dan kebutuhan kemanusiaan terus bertambah setiap hari. Saat ini, setengah dari populasi Sudan membutuhkan bantuan,” ungkap Pope, dikutip dari APNews, Kamis, 31 Oktober 2024.
Banyak pengungsi tidak memiliki akses ke tempat tinggal yang layak, air bersih, atau layanan kesehatan.
Kondisi di Sudan sangat mengkhawatirkan. Penyakit menyebar dengan cepat di kalangan pengungsi dan satu dari dua warga Sudan kesulitan mendapatkan makanan yang cukup untuk bertahan hidup.
Di wilayah Darfur Utara, kondisi kelaparan semakin parah. PBB juga memperingatkan bahwa hampir 25 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan, dengan lebih dari 750.000 orang mengalami kerawanan pangan yang serius.
Perang di Sudan dimulai pada bulan April 2023. Ketegangan antara militer Sudan dan pasukan paramiliter, yang dikenal sebagai Pasukan Dukungan Cepat (RSF), meningkat menjadi kekerasan di ibu kota Khartoum.
Konflik ini cepat menyebar ke seluruh negeri, menyebabkan lebih dari 24.000 orang tewas, menurut data dari Armed Conflict Location and Event Data.
Kekejaman selama konflik ini sangat mengkhawatirkan, termasuk pemerkosaan massal dan pembersihan etnis.
Baru-baru ini, pertempuran sengit terjadi di Sudan timur-tengah, di mana 124 orang tewas akibat serangan oleh pejuang RSF. PBB melaporkan bahwa RSF telah menembaki warga sipil dan melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan.
Selain itu, banjir yang terjadi selama musim panas di negara bagian Laut Merah di bagian timur Sudan juga menyebabkan lebih banyak orang mengungsi.
Krisis ini menunjukkan betapa mendesaknya bantuan dari komunitas internasional untuk membantu rakyat Sudan yang terjebak dalam konflik dan penderitaan.