Wakil Palestina di PBB Sebut Ratusan Ribu Warga Gaza Hadapi Eksekusi oleh Israel

Wilayah di bagian timur dan barat Gaza Utara menyaksikan gelombang pengungsian warga Palestina pada Sabtu malam, 5 Oktober 2024, di tengah pemboman udara dan artileri intensif Israel, menurut laporan seorang wartawan Anadolu.
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu

Ramallah, VIVA - Perwakilan tetap Palestina untuk PBB Riyad Mansour memperingatkan pada Selasa, 29 Oktober 2024, ratusan ribu warga Palestina di Gaza Utara menghadapi eksekusi massal karena menolak meninggalkan tanah dan rumah mereka.

Riyad Mansour menyampaikan hal itu di dalam sesi Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di Timur Tengah, serta mengkritik mereka yang terus melindungi Israel, pihak yang dianggap sebagai penindas warga Palestina.

Dalam paparannya tentang kondisi di Gaza, khususnya di bagian utara, Mansour mengatakan bahwa “ratusan ribu warga Palestina berisiko mati seketika dan menghadapi eksekusi karena menolak meninggalkan tanah mereka.”

Warga Palestina korban serangan Israel dievakuasi ke rumah sakit Gaza Utara

Photo :
  • Social Media

“Warga Palestina dikepung dan menjadi sasaran pengeboman serta kelaparan. Mereka tahu jika meninggalkan wilayah mereka, mereka tidak akan diizinkan untuk kembali,” tambahnya.

Tentara Israel terus melakukan serangan mematikan di Gaza Utara sejak 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok Hamas bangkit kembali di tengah pengepungan wilayah tersebut.

Namun, warga Palestina menuduh Israel ingin menduduki wilayah itu dan memaksa penduduknya untuk pindah.

Mansour menegaskan bahwa rakyat Palestina “tidak dapat memahami bagaimana para penindas mereka (Israel) terus mendapat perlindungan sementara korban Palestina ditinggalkan begitu saja.”

Arsip - Warga melintas di antara bangunan yang hancur di permukiman Shujaiya, Gaza, Palestina, 11 Juli 2024.

Photo :
  • ANTARA/Xinhua/Abdul Rahman Salama

“Saat kami berupaya mengakhiri impunitas Israel, negara tersebut terus melakukan kejahatan demi kejahatan, menantang seluruh negara dan PBB,” katanya.

Ia juga menyoroti “serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap PBB, organisasi kemanusiaan, dan media saat Israel berupaya untuk mengintimidasi dan membungkam mereka.”

Dia menambahkan bahwa “Israel berperang melawan PBB dan telah melampaui batas, melanggar setiap aturan dan menantang semua larangan.”

Serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza terus berlangsung sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 43.060 orang tewas, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 101.200 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan ini telah membuat hampir seluruh populasi di wilayah Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. (ant)