RI Minat Gabung BRICS, Kemlu: Masih Proses

Menteri Luar Negeri Sugiono melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein Al-Sheikh di sela-sela KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia, Rabu, 23 Oktober 2024.
Sumber :
  • ANTARA

Jakarta, VIVA – Indonesia diketahui telah mendaftar menjadi anggota BRICS, kelompok internasional yang diinisiasi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Namun, bergabungnya RI ke BRICS belum diterima secara resmi sebab masih dalam proses.

"Mengenai keputusan anggota-anggota BRICS terhadap aplikasi Indonesia tersebut tentunya akan diserahkan kepada mekanisme yang berlaku di dalam BRICS itu sendiri," kata Rolliansyah Soemirat juru bicara Kemlu RI dalam siaran persnya, pada Sabtu, 26 Oktober 2024.

Keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS juga sudah dituangkan dalam surat resmi. Surat itu dibawa oleh Menlu RI Sugiono di KTT BRICS+ di Kazan, beberapa hari lalu.

Indonesia pun berkeinginan untuk bekerja sama dengan negara-negara BRICS dan negara Global South lainnya.

"Diserahterimakan langsung kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov," ucap Roy.

Selain itu, Indonesia tetap menjalankan sikap politik luar negeri bebas aktif dan tidak ikut kubu manapun. Langkah itu sesuai dengan program kerja Kabinet Merah Putih terkait ketahanan pangan, ketahanan energi, pemberantasan kemiskinan, dan pembangunan sumber daya manusia.

Indonesia juga ingin mengangkat kepentingan negara-negara berkembang di belahan bumi selatan (global south).

Mengenai informasi yang beredar di media sosial yang menyebutkan Indonesia sudah bergabung menjadi anggota BRICS atau ada yang menyebut Indonesia menjadi salah satu negara rekanan BRICS (partner countries) yang belum berstatus keanggotaan penuh, Roy tidak berkomentar banyak.

"Yang pasti belum ada dokumen resmi dari BRICS di tingkat tinggi yang jawab aplikasi kita."