UNIFIL Blak-blakan Sebut Israel Lakukan Pelanggaran Gegara Serang Markas PBB
- unifil.unmissions.org
Beirut, VIVA – Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) telah melaporkan bahwa mereka mengamati pelanggaran yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap personel dan posisinya di Lebanon selatan.
"Pagi ini, pasukan penjaga perdamaian di posisi PBB di Ramyah mengamati tiga peleton tentara IDF melintasi Garis Biru ke Lebanon," kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan.
"Sekitar pukul 4:30 pagi, saat pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan, dua tank Merkava IDF menghancurkan gerbang utama posisi tersebut dan memasuki posisi tersebut secara paksa. Mereka meminta beberapa kali agar pangkalan itu mematikan lampunya," tambahnya, dikutip dari Middle East Monitor, Selasa, 15 Oktober 2024.
Serangan tersebut mengakibatkan cedera pada 15 pasukan penjaga perdamaian, beberapa di antaranya mengalami iritasi kulit akibat asap dari beberapa peluru yang ditembakkan ke lokasi tersebut.
UNIFIL menggambarkan serangan Israel sebagai pelanggaran yang "mengejutkan" dan telah meminta klarifikasi dari tentara Israel terkait insiden tersebut.
"Tentara pendudukan Israel meninggalkan lokasi tersebut 45 menit kemudian, setelah UNIFIL memprotes melalui mekanisme penghubung kami, dengan mengatakan bahwa kehadiran IDF membahayakan pasukan penjaga perdamaian," lanjutnya.
Sebelumnya, pada hari Minggu, 13 Oktober 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan penarikan segera pasukan UNIFIL dari Lebanon selatan.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Netanyahu mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menarik UNIFIL keluar dari benteng pertahanan dan zona pertempuran Hizbullah, dengan mengklaim bahwa langkah tersebut diperlukan untuk menghindari menempatkan pasukan penjaga perdamaian dalam bahaya.
Netanyahu juga mengatakan UNIFIL telah menolak permintaan Israel untuk mundur, Ia mengklaim bahwa hal ini dilakukan agar pasukan penjaga perdamaian tidak dapat digunakan sebagai tameng manusia oleh para pejuang Hizbullah.
Ia menambahkan bahwa kehadiran pasukan UNIFIL yang terus berlanjut membuat mereka menjadi sandera Hizbullah dan membahayakan nyawa mereka dan nyawa tentara Israel.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati menolak seruan Netanyahu, dan menegaskan komitmen Lebanon terhadap Resolusi PBB 1701 dan peran UNIFIL dalam menjaga perdamaian.
Mikati juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap agresi Israel yang sedang berlangsung di Lebanon.