Sekjen PBB Resmi Dilarang Masuk ke Wilayah Israel

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres
Sumber :
  • Anadolu Ajansi

Israel, VIVA – Israel baru saja mengumumkan bahwa Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, dilarang untuk memasuki negara tersebut. 

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, yang mengatakan bahwa Guterres kini dianggap sebagai persona non grata.

"Saya telah menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata di Israel dan melarangnya memasuki negara itu," kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Anadolu Ajansi.

Menteri Katz menjelaskan bahwa alasan di balik larangan ini adalah karena Guterres tidak mengutuk Iran dengan cukup tegas setelah serangan rudal yang dilakukan oleh negara itu terhadap Israel. 

Sekjen PBB Antonio Guterres.

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Serangan tersebut terjadi pada hari Selasa, 1 Oktober 2024, di mana Iran meluncurkan sekitar 180 rudal sebagai respons terhadap berbagai insiden terbaru yang melibatkan pemimpin Hamas dan Hizbullah. 

Selain itu, Katz juga menyoroti bahwa Guterres belum menyebut kelompok Hamas sebagai organisasi teroris, yang menjadi salah satu alasan bagi Israel untuk melarangnya.

Larangan terhadap Guterres bukanlah satu-satunya tindakan yang diambil oleh Israel. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa pejabat PBB lainnya juga telah dilarang memasuki Israel. 

Salah satu yang terkena larangan adalah Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, yang dituduh berpihak pada Palestina. 

Selain itu, kepala kantor kemanusiaan PBB di wilayah Palestina juga tidak diperpanjang visanya, setelah mengeluarkan laporan yang menuduh Israel melanggar hak-hak anak-anak Palestina.

Israel juga mengkritik badan PBB yang mengurus pengungsi Palestina, yaitu UNRWA, dengan mempertanyakan kredibilitas mereka. Menurut pihak Israel, laporan-laporan yang dikeluarkan oleh PBB sering kali dianggap tidak objektif dan berpihak pada Palestina.

Situasi di kawasan ini semakin tegang, terutama setelah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang telah berlangsung hampir setahun. Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 41.600 orang tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. 

Serangan ini terjadi setelah serangan besar-besaran Hamas pada bulan Oktober tahun lalu, yang memicu reaksi keras dari Israel.

Ketegangan juga meluas ke Lebanon, di mana Israel melakukan serangan yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan melukai hampir 3.000 lainnya sejak akhir September. Israel menyebut serangan dari Iran sebagai "eskalasi yang serius dan berbahaya," dan berjanji untuk merespons pada waktu yang dianggap tepat.