Jerman dan Prancis Serukan Gencatan Senjata antara Israel dan Hizbullah
- Anadolu Ajansi
Berlin, VIVA – Dalam suasana yang penuh ketegangan di Timur Tengah, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan di Berlin pada hari Rabu, 2 Oktober 2024.
Dilansir dari Anadolu Ajansi, pertemuan ini bertujuan untuk membahas situasi yang semakin memanas antara Israel dan Hizbullah, serta dampaknya terhadap keamanan global. Salah satu hasil utama dari pertemuan tersebut adalah seruan bersama untuk gencatan senjata segera.
Situasi di Timur Tengah telah mengalami eskalasi yang signifikan, terutama setelah serangan rudal yang diluncurkan oleh Iran terhadap Israel.
Dalam insiden tersebut, lebih dari 180 rudal balistik dilaporkan ditembakkan ke wilayah Israel pada Selasa malam. Serangan ini tidak hanya mengancam keamanan Israel, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.
Dalam pernyataannya, juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, mengungkapkan bahwa Scholz dan Macron sangat mengutuk tindakan tersebut. Mereka menilai bahwa serangan rudal ini merupakan provokasi yang berbahaya dan dapat memperburuk situasi yang sudah tegang.
Kanselir Scholz dan Presiden Macron menekankan pentingnya mengakhiri kekerasan yang telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi masyarakat sipil. Mereka menyerukan agar gencatan senjata segera diterapkan antara Israel dan Hizbullah.
“Kami mendukung banyak negara dalam seruan ini dan berharap agar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dapat segera dilaksanakan,” tambah Hebestreit.
Resolusi 1701, yang diadopsi pada tahun 2006, bertujuan untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Hizbullah dan mendorong pemeliharaan perdamaian di kawasan tersebut.
Dengan mengingat resolusi ini, para pemimpin Jerman dan Prancis berharap dapat menciptakan kondisi yang lebih baik untuk dialog dan negosiasi damai.
Selain membahas isu-isu di Timur Tengah, Scholz dan Macron juga membahas agenda pertemuan puncak Uni Eropa yang akan datang pada pertengahan Oktober.
Dalam pertemuan ini, mereka berencana untuk mendiskusikan berbagai isu penting, termasuk masalah migrasi, perubahan iklim, dan keamanan energi.