Serangan Bom di Pakistan Sasar Diplomat RI, Kemlu: 1 Polisi Meninggal, 3 Lainnya Terluka

Situasi Setelah Bom di Pakistan (Doc: The Sundaily)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Jakarta, VIVA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI angkat bicara terkait insiden ledakan bom tanah di pinggir jalan negara Pakistan. Insiden itu terjadi saat konvoi para Duta Besar yang melewati jalan di negara itu.

Kemlu menyampaikan pihaknya sudah melakukan koordinasi erat dengan KBRI Islamabad, pada Senin, 23 September 2024.

Menurut informasi dari Kemlu, serangan terjadi menyasar iringan korps diplomatik yang akan mengikuti kegiatan Islamabad Chamber of Commerce and Industry (ICCI) pada 22 September 2024 di Swat Valley, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. 

"Serangan yang terjadi di jalan menuju Malam Jabba (sekitar 300 km dari Islamabad) diduga berupa bom (improvised explosive device). Dan, menyebabkan 1 polisi meninggal dan 3 polisi lainnya terluka," tulis Kemlu RI dalam keterangan resminya.

Korban Bom Pakistan

Photo :
  • CBS News

Dalam iringan korps diplomatik itu, turut hadir Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Islamabad. Namun, mereka dipastikan selamat.

"KUAI KBRI Islamabad dan seluruh rombongan korps diplomatik dalam keadaan aman dan telah kembali ke Islamabad dengan selamat," lanjut keterangan Kemlu.

Hingga saat ini, belum ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab.

Diketahui, jumlah WNI saat ini yang tercatat tinggal menetap di Pakistan sekitar 1.200 orang. Mayoritas adalah pelajar dan WNI yang menikah dengan warga negara Pakistan.

Kemlu menegaskan Indonesia melalui KBRI Islamabad akan terus berkoordinasi dengan aparat pemerintah Pakistan. Hal itu untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh WNI di negara itu.

"Menurut informasi dari KBRI Islamabad, saat ini banyak gambar-gambar tidak akurat terkait insiden ini yang tersebar di berbagai media internasional," jelas Kemlu.

Pun, masyarakat diimbau bisa cermat dalam mengecek informasi. "Untuk itu, masyarakat dihimbau juga untuk terus memantau pemberitaan secara terukur dan bertanggung jawab," tambah keterangan Kemlu.