Menlu Prancis: Lebanon Tidak Akan Pulih dari Perang Total

VIVA Militer: Bendera milisi Hizbullah Lebanon
Sumber :
  • presstv.ir

Ankara, VIVA - Prancis dan Amerika Serikat pada Kamis, 19 September 2024, menyerukan semua pihak di Timur Tengah untuk menghindari tindakan eskalasi.

"Prancis dan Amerika Serikat bersatu dalam menyerukan pengekangan diri dan mendesak de-eskalasi terkait Timur Tengah secara umum dan Lebanon secara khususnya,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne di Paris.

Blinken menuturkan bahwa AS dan Prancis akan terus bekerja untuk mendapatkan gencatan senjata untuk Gaza karena menurutnya hal itu masih mungkin dan perlu.

Ambulans mengangkut korban ledakan Pager di Lebanon

Photo :
  • Associated Press

Namun, sementara mereka mewujudkan gencatan senjata, pihaknya tidak ingin tindakan eskalasi oleh pihak mana pun yang membuat gencatan senjata menjadi lebih sulit.

Menteri Luar Negeri Prancis yang akan segera menjabat, Sejourne, mengatakan, bahwa mereka sangat khawatir dengan situasi saat ini di Timur Tengah dan menegaskan kembali seruan agar semua pihak mengurangi ketegangan.

"Lebanon penting bagi Prancis. Lebanon tidak akan pulih dari perang total," tegas Sejourne, menyatakan dukungan untuk rakyat Lebanon.

Ketegangan antara Israel dan Hezbollah telah meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah serangkaian ledakan pada Rabu yang merusak perangkat wireless “ICOM” di seluruh Lebanon dan mengakibatkan 25 kematian serta 450 orang luka-luka.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza

Photo :
  • idf.il

Ledakan tersebut terjadi setelah ledakan serupa pada Selasa yang mengenai perangkat pager yang mengakibatkan 12 kematian, termasuk dua anak, dan melukai 2.800 orang lainnya, serta 300 orang dalam kondisi kritis.

Pemerintah Lebanon dan Hezbollah menyalahkan Israel atas ledakan pager dan mengancam dengan konsekuensi berat.

Belum ada komentar dari Israel tentang ledakan yang terjadi di tengah eskalasi perang lintas batas antara Israel dan Hezbollah. 

Perang mematikan Israel di Jalur Gaza  telah menewaskan hampir 41.300 korban dengan sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu. (ant)