Korban Tewas akibat Ledakan Pager di Lebanon Bertambah Jadi 20 Orang
- ANTARA/Anadolu
Beirut, VIVA - Korban jiwa akibat sederet ledakan perangkat komunikasi di berbagai wilayah di Lebanon bertambah menjadi 20 orang, kata pusat tanggap darurat Kementerian Kesehatan negara tersebut.
"Menurut data terbaru, akibat ledakan walkie-talkie sore ini, jumlah korban tewas mencapai 20 orang, dengan lebih dari 450 orang lainnya terluka," kata pusat tanggap darurat tersebut.
Sebuah sumber dari Lebanon mengatakan kepada Sputnik bahwa perangkat komunikasi selain penyeranta (pager) meledak di berbagai wilayah di Lebanon pada Rabu, 18 September 2024.
Media Lebanon melansir bahwa walkie-talkie yang meledak itu dibeli sekitar lima bulan lalu, hampir bersamaan dengan penyeranta yang meledak pada Selasa.
DK PBB rapat darurat
Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dijadwalkan akan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat sore, 20 September 2024, untuk membahas ledakan massal penyeranta (pager), perangkat komunikasi kecil, di Lebanon, di mana Pemerintah Beirut dan Hizbullah menyalahkan Israel.
Slovenia, yang menjabat sebagai presiden DK PBB untuk periode ini, mengumumkan pada Rabu, 18 September, bahwa permintaan Aljazair untuk mengadakan pertemuan darurat telah diterima.
Sesi darurat itu dijadwalkan akan berlangsung pada Jumat pukul 15:00 waktu setempat.
Sebelumnya pada Rabu, gelombang baru ledakan perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai lebih dari 300 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Dalam dua hari terakhir, insiden ini telah menewaskan 21 orang dan melukai lebih dari 3.000 lainnya.
Hadi Hachem, duta besar Lebanon untuk PBB, menggambarkan ledakan pager tersebut sebagai "agresi yang setara dengan kejahatan perang," dan memperingatkan bahwa hal tersebut akan memperburuk konflik.
Ledakan pager ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi di perbatasan antara Israel dan Hizbullah, yang telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang mematikan Tel Aviv di Jalur Gaza.
Serbuan di Jalur Gaza oleh Israel telah menewaskan lebih dari 41.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan lintas perbatasan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. (ant)