Gelombang Pejabat Militer Israel yang Mundur Terus Berlanjut, Jenderal Herzi Mulai Ancang-ancang

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi.
Sumber :
  • VIVA/Natania Longdong

Tel Aviv, VIVA – Gelombang pengunduran diri pejabat militer masih terus terjadi. Kali ini, pejabat militer yang dilaporkan siap-siap mengundurkan diri adalah Kepala Staf militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi.

Herzi berencana mundur pada akhir tahun ini dengan batas waktu Desember 2024. Alasannya karena ia merasa gagal mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Penyiar Channel 12, Israel melaporkan Halevi memutuskan untuk mengundurkan diri pada akhir tahun ini sambil menunggu kesimpulan dari penyelidikan atas kegagalan militer Israel untuk menanggapi serangan Hamas secara efektif.

Menurut laporan tersebut, Halevi menyampaikan rencananya untuk mengundurkan diri selama percakapan dengan rekan-rekannya. Dari laporan itu, menunjukkan bahwa Halevi yakin akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk mengumumkan pengunduran diri.

Adapun pada akhir Desember, Israel diharapkan bisa menyelesaikan penyelidikannya atas kegagalan militernya dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di perbatasan Lebanon

Photo :
  • aljazeera.com

Laporan tersebut juga mengklaim pada akhir Desember, tentara Israel diharapkan sudah menyelesaikan persiapannya untuk perang habis-habisan dengan Lebanon.

Pengunduran diri Halevi kemungkinan terjadi setelah Brigadir Jenderal Yossi Sariel, komandan Unit Intelijen 8200 Angkatan Darat Israel, mengumumkan pengunduran dirinya. Mundurnya Jenderal Sariel karena gagal mencegah peristiwa 7 Oktober silam.

Sariel adalah salah seorang dari tujuh pejabat tinggi termasuk pejabat senior Angkatan Darat Israel yang mengundurkan diri. Ia mundur setelah menghadapi kritik dari berbagai pihak karena gagal melindungi warga Israel selama serangan Hamas.

Mengutip laporan ANews, Jumat, 13 September 2024, Sariel diangkat sebagai komandan unit pada Februari 2021.

Sebelumnya, dalam tiga bulan terakhir, komandan Divisi Gaza Angkatan Darat Israel, Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld, Kepala Distrik Selatan Badan Keamanan Shin Bet, dan seorang perwira intelijen di divisi Gaza semuanya mengundurkan diri karena alasan yang sama.

Lalu, pada 3 September, Kepala Pasukan Angkatan Darat Israel, Tamir Yadai mengundurkan diri karena 'alasan pribadi' setelah tiga tahun menjabat.

Kepala Direktorat Intelijen Militer Israel Mayor Jenderal Aharon Haliva juga sudah mengundurkan diri pada 22 April. Mundurnya Jenderal Aharin karena gagal memprediksi serangan Hamas terhadap Israel.

Brigadir Jenderal Amit Saar, kepala Divisi Penelitian Direktorat Intelijen Militer, mengundurkan diri pada pekan pertama bulan Februari karena alasan pribadi. Pengunduran diri Jenderal Amit disebut tidak terkait dengan kegagalan serangan 7 Oktober, tetapi karena sakit.

Israel sejauh ini masih melanjutkan serangan brutalnya di Gaza, Palestina. Militer zionis itu dilakukan sebagai aksi balasan terhadap serangan Hamas Oktober 2023. Padahal, ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 41.100 orang yang sebagian besar wanita dan anak-anak dilaporkan tewas sejak serangan brutal Israe. Sementar, lebih dari 95.100 orang terluka.