Arab Saudi Jadi Negara yang Paling Aman Dalam Kesejahteraan dan Pendidikan Anak-anak

Ilustrasi Kota Arab Saudi (Doc: Alarabiya)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Riyadh, VIVA – Arab Saudi muncul sebagai pemimpin global dalam kesejahteraan dan pendidikan anak. Hal itu berdasarkan jajak pendapat Gallup World yang baru. Laporan tersebut menyebutkan, bahwa Arab Saudi menjadi tempat warga negara percaya bahwa anak-anak diperlakukan dengan hormat dan bermartabat, serta memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

Jajak pendapat tersebut dilakukan pada tahun 2023 namun dipublikasikan pada hari Kamis, 12 September 2024, menunjukkan bahwa hampir semua penduduk di Arab Saudi menegaskan bahwa anak-anak di negara mereka diperlakukan dengan hormat dan bermartabat.

Hal ini menempatkan Kerajaan di garis depan terkait persepsi kesejahteraan anak secara global, dengan negara-negara Teluk lainnya seperti Kuwait dan Uni Emirat Arab menduduki posisi lima besar.

Lain Drennan, Direktur Eksekutif WeProtect Global Alliance, sebuah badan global yang mengevaluasi ancaman terbaru terhadap kaum muda dan tren daring mengatakan, “Sangat menggembirakan melihat Kawasan Teluk menyadari bahwa anak-anak di negara mereka dihormati, di saat kita melihat peningkatan pelecehan dan eksploitasi anak secara global.”

"Menangani hak dan kebutuhan anak adalah kunci untuk mencapai pembangunan yang langgeng dan berkelanjutan serta memutus siklus ketidaksetaraan dan kekurangan bagi generasi mendatang. Anak-anak di mana pun berhak merasa yakin bahwa mereka memiliki masa depan di planet yang aman," tambahnya, dikutip dari Alarabiya, Kamis, 12 September 2024.

Menurut Drennan, anak-anak berhak untuk terlibat dan telah menunjukkan bahwa mereka dapat memimpin jalan dalam membentuk dunia yang lebih baik. Sebagai ayah dari dua orang putri berusia 7 dan 10 tahun, mereka baru saja mulai menjelajahi dunia daring.

"Sangat penting bagi saya bahwa anak-anak di mana pun dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan internet, tanpa takut akan pelecehan atau bahaya.”

Drennan mengatakan Bahrain, Yordania, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab semuanya adalah anggota WeProtect Global Alliance.

“Salah satu cara kami bekerja dengan Negara-negara Teluk ini adalah mendorong pemerintah untuk memperkuat strategi nasional dan kerangka hukum guna menjaga anak-anak tetap aman saat daring menggunakan Kerangka Respons Nasional Model kami. Kerangka kerja ini mendukung negara-negara untuk melihat pilar-pilar utama yang perlu ada untuk mendorong respons holistik guna menjaga anak-anak tetap aman saat daring."

Hal ini, kata Drennan, mencakup mulai dari melihat undang-undang dan peraturan, faktor-faktor sosial, sistem peradilan pidana, keterlibatan anak-anak dan penyintas, serta peran teknologi, dan pentingnya penelitian juga data.

“Semua anggota kami berkomitmen untuk menggunakan kerangka kerja ini dan kami telah melihat fokus pada penguatan kapasitas pemerintah untuk menganalisis penyebab dan tingkat kekerasan terhadap anak dengan lebih baik, memperkuat sistem respons nasional, dan memantau efektivitas respons nasional.”

Menurut Jajak Pendapat Gallup World, negara-negara di Amerika Latin mendominasi bagian bawah daftar, seperti yang telah terjadi selama bertahun-tahun dengan hanya sekitar satu dari tiga atau bahkan kurang, penduduk Venezuela (35 persen), Bolivia (34 persen), Brasil (34 persen), Honduras (34 persen), Argentina (32 persen), dan Peru (30 persen) yang mengatakan bahwa anak-anak di negara mereka diperlakukan dengan hormat dan bermartabat. Namun, Irak (35 persen) juga masuk dalam daftar tersebut.

Komitmen Arab Saudi terhadap kesejahteraan anak dibuktikan lebih lanjut oleh peningkatan signifikan dalam persepsi publik selama dekade terakhir. Persentase warga Saudi yang percaya bahwa anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar dan tumbuh telah meningkat sebesar 23 poin persentase, sementara mereka yang berpikir bahwa anak-anak diperlakukan dengan hormat telah meningkat sebesar 26 poin.

Tren positif ini sejalan dengan investasi besar Arab Saudi dalam pendidikan dan pengembangan pemuda, area fokus utama rencana reformasi Visi 2030 negara itu.

Pendidikan secara konsisten menerima salah satu alokasi tertinggi dalam belanja pemerintah, dengan inisiatif yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas guru, pengembangan kurikulum, dan pencapaian pendidikan secara keseluruhan.

Jajak pendapat tersebut juga menyoroti kinerja kuat Arab Saudi dalam menyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak. Dengan 92 persen penduduk yang meyakini bahwa anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar dan tumbuh.