Paus Fransiskus Kunjungi Singapura, Negara Terakhir di Tur Asia Pasifik
- AP Photo/Tatan Syuflana
Dili, VIVA – Pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiskus meninggalkan Timor Leste untuk menuju Singapura, pada Rabu, 11 September 2024.
Ini merupakan perjalanan terakhir dari tur Asia-Pasifik, yang melelahkan selama 12 hari, terbang dari salah satu wilayah termiskin di dunia ke salah satu wilayah terkaya.
Tur maraton Paus di empat negara telah dilakukan di Indonesia, Papua Nugini, dan Timor Leste, meski ada kekhawatiran akan kesehatan Paus berumur 87 tahun itu.
Upacara perpisahan resmi diadakan di bandara di ibu kota Dili, tempat pesawat Paus lepas landas menuju negara-kota Asia Tenggara itu tak lama setelah pukul 12:25 siang waktu setempat.
Melansir dari The Sundaily, acara utama di Timor Leste adalah misa terbuka yang dihadiri oleh sekitar 600.000 orang, menurut Vatikan.
“Saya sangat senang, ini adalah pertama kalinya dia ada di sini. Namun kami sedih karena dia hanya di sini selama tiga hari, kami ingin dia berada di sini selama satu minggu,” kata salah satu umat Katolik berusia 28 tahun, Namaseo Xavier.
“Pesan yang disampaikan oleh Papa Francisco kepada kita adalah perdamaian bagi negara saya.”
Pada hari Rabu, Paus berbicara kepada orang-orang muda sebelum berkendara melalui kota tepi pantai tempat ribuan orang berderet di jalan.
Di Singapura, Paus dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin negara kota itu, dan menyampaikan pidato kenegaraan, serta mengadakan misa di stadion nasionalnya.
Ia akan tinggal di Singapura hingga hari Jumat saat ia kembali ke Eropa setelah menyelesaikan lawatan terpanjang dan terjauhnya sejak 11 tahun masa kepausannya.
Singapura, negara yang merdeka sejak 1965 ini merupakan salah satu negara paling maju di Asia, tetapi telah dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia atas kerasnya sistem peradilan, yang masih menerapkan hukuman mati.
Negara ini dihuni oleh mayoritas warga Tionghoa dan minoritas Melayu dan India yang signifikan. Umat Kristen sendiri mencakup sekitar 19 persen dari populasi di Singapura, tetapi agama mayoritas adalah Buddha.