Miris, 1,9 Juta Orang Menghadapi Kekurangan Pangan Ekstrem di Tahun 2024
- forbes.com
Jakarta, VIVA – Jumlah orang yang menghadapi kekurangan pangan ekstrem telah meningkat dua kali lipat pada tahun 2024, mencapai 1,9 juta orang. Ini terjadi karena krisis yang semakin buruk di beberapa negara.
Data ini berasal dari Laporan Global tentang Krisis Pangan (GRFC) yang dirilis Kamis, 5 September 2024 kemarin.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa pada tahun lalu, sekitar 705.000 orang mengalami situasi serupa. Namun, angka ini melonjak tajam dalam setahun terakhir.
Penyebab utama peningkatan ini adalah konflik di Jalur Gaza dan Sudan. Di Jalur Gaza, situasi pangan sangat parah, dengan seluruh 2,2 juta penduduk membutuhkan bantuan makanan antara Maret dan April 2024.
"Ini adalah angka tertinggi dalam pelaporan GRFC, yang didorong oleh konflik di Jalur Gaza dan Sudan," katanya.
Sekitar separuh dari populasi Jalur Gaza berada dalam kondisi "Bencana" naik dari seperempatnya pada akhir 2023 dan awal 2024.
"Tingkat keparahan krisis telah meningkat, dengan setengah dari populasi berada dalam Bencana (Fase 5 IPC) selama periode ini, naik dari seperempatnya pada Desember 2023–Februari 2024," kata laporan itu.
Di Sudan, kelaparan juga menjadi masalah besar dan diperkirakan akan berlanjut hingga Oktober 2024. Sekitar 25,6 juta orang di Sudan diperkirakan mengalami kerawanan pangan akut selama musim paceklik, meningkat 26% dibandingkan tahun lalu.
Konflik juga menyebabkan lebih dari 2 juta orang mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Chad dan Sudan Selatan, yang juga mengalami krisis pangan.
Beberapa negara lain seperti Afghanistan, Kenya, dan Republik Demokratik Kongo masih menghadapi krisis pangan besar meskipun ada penurunan jumlah orang yang terkena dampak dibandingkan tahun lalu.
Negara seperti Nigeria, Myanmar, dan Ethiopia mengalami peningkatan jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut.
Laporan ini menyebutkan bahwa konflik, kekeringan akibat El Nino, dan tingginya harga pangan menyebabkan krisis pangan semakin buruk di 18 negara pada tahun 2024.