Kisah Pilu Gadis 10 Tahun Tewas Dihantam Rudal Israel saat Bermain Sepatu Roda

Ajwa, Bocah 10 Tahun yang Tewas Akibat Rudal Israel (Doc: X)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Gaza, VIVA – Awalnya Hussam Salah Abu Ajwa menolak membiarkan putrinya bermain, tetapi akhirnya ia mengalah agar putrinya dapat bermain dengan sepatu roda merah mudanya di dekat rumah mereka di Kota Gaza.

Dalam waktu dua menit, ia mendengar ledakan serangan, yang menjadikan gadis itu, Tala Abu Ajwa, yang berusia 10 tahun, sebagai korban tewas.

Dilansir dari Alarabiya, Jumat, 6 September 2024, Ajwa adalah anak-anak terakhir dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu orang.

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina, korban serangan militer Israel

Photo :
  • wsj.com

"Ia memohon kepada saya dan berkata, 'Ayah, tolong biarkan saya keluar'. Saya merasa sedih karena ia ingin bermain dengan anak-anak perempuan di lingkungan itu," kata Hussam, ayah dari Ajwa.

Setelah mendengar ledakan itu, Ayah Ajwa berlari keluar, tetapi ketika sampai di lokasi yang telah dibom, dia menemukan anaknya di antara puing-puing.

"Saya mengenalinya dari sepatu rodanya, (itu) satu-satunya yang terlihat," ucapnya.

Rincian serangan itu tidak jelas, tetapi serangan udara Israel menghantam sebuah gedung di dekatnya.

Warga melintas di antara bangunan yang hancur di permukiman Shujaiya, Gaza, Palestina

Photo :
  • ANTARA/Xinhua/Abdul Rahman Salama

Foto Ajwa telah beredar luas di media sosial, sepatu roda dengan tali velcro putih dan rodanya yang berwarna pink mencuat dari balik kain putih yang menutupi tubuhnya yang telah meninggal.

Pengungsian massal dan penghancuran sekolah-sekolah di masa perang telah menghilangkan kesempatan anak-anak di seluruh Jalur Gaza untuk berekreasi.

Lebih dari 70 persen sekolah yang dioperasikan oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA juga telah hancur atau rusak, menurut Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini.

“Semakin lama anak-anak tidak bersekolah, semakin tinggi risiko generasi yang hilang, yang memicu kebencian & ekstremisme,” tulis Lazzarini dalam akun X miliknya.

“Tanpa gencatan senjata, anak-anak cenderung menjadi mangsa eksploitasi termasuk pekerja anak dan perekrutan ke dalam kelompok-kelompok bersenjata.”