Media Iran Sebut Istri Presiden Ini
- corbis.com
VIVAnews - Ibu negara Prancis yang juga mantan model, Carla Bruni-Sarkozy, disebut oleh media Iran sebagai “pelacur”. Sebutan ini adalah bentuk kemarahan mereka atas dukungan Bruni atas seorang perempuan terpidana hukum rajam di Iran.
Media yang menggunakan julukan yang tak pantas tersebut adalah koran The Kayhan, yang isinya juga merupakan suara dari pemimpin spiritual tertinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei. Pada edisi Sabtu kemarin, 28 Agustus 2010, koran tersebut menulis headline “Pelacur Perancis Meneriakkan Hak Asasi Manusia” dengan merujuk kepada istri dari Presiden Prancis Nicolas Sarcozy itu.
“Walaupun Bruni, seorang penyanyi bermoral rendah dan seorang aktris keturunan Italia, dapat memasuki keluarga Sarkozy dan menikahi presiden Prancis, namun laporan terbaru mengemukakan perselingkuhannya dengan seorang penyanyi,” tulis koran tersebut.
Rumor ini telah berkembang di Prancis beberapa bulan lalu, Bruni dan Sarkozy membantahnya pada bulan April dengan mengatakan bahwa rumor tersebut sangat tidak penting. Sejak itu gosip perselingkuhan ini pun mereda.
Kantor Kepresidenan Prancis ketika dimintai keterangan mengenai hal ini menolak untuk berkomentar.
Serangan media kepada wanita nomor satu Prancis ini adalah bentuk reaksi atas campur tangan Bruni kepada kasus rajam Sakineh Mohammedi Ashtiani, wanita 43 tahun beranak dua. Ashtiani divonis hukuman rajam, dikubur setengah badan dan ditimpuki batu hingga mati.
Vonis itu diterima setelah pada Mei 2006 dia dituduh berzinah dengan dua orang lelaki setelah suaminya mati dibunuh pada tahun 2005. Ashtiani juga dituduh berperan dalam pembunuhan suaminya tersebut.
Bruni menyatakan keprihatinannya atas hukuman tersebut dengan menuliskan surat langsung kepada Ashtiani. Surat ini kemudian dicetak di beberapa media Prancis dan menyulut gelombang demonstrasi mendukung Ashtiani.
“Bagaimana bisa diam saja setelah mengetahui hukuman terhadapmu?” tulis Bruni pada suratnya.
Dia juga mengatakan bahwa hukuman atasnya telah menyakiti semua wanita, anak-anak dan mereka yang mempunyai rasa kemanusiaan. Bruni juga mengatakan bahwa suaminya, Presiden Prancis, akan terus membela Ashtiani, dan Prancis tidak akan mengabaikannya.
Saat ini hukuman Ashtiani ditunda namun tidak ditangguhkan sampai batas waktu yang belum ditentukan oleh pengadilan Iran. (Associated Press)