Bocah 12 Tahun Termuda yang Didakwa terkait Kerusuhan Ekstrem Kanan di Inggris
- Owen Humphreys/PA via AP
London, VIVA - Seorang bocah berusia 12 tahun menjadi warga termuda yang dikenakan tuduhan terkait kerusuhan ekstrem kanan yang terjadi di seluruh Inggris setelah peristiwa penikaman di Southport pada 29 Juli.
Bocah tersebut, yang namanya tidak diungkapkan karena usianya, telah didakwa dengan tuduhan kerusuhan di kota Merseyside, Southport, pada 30 Juli.
Dalam sebuah pernyataan, Polisi Merseyside mengatakan bahwa bocah berusia 12 tahun itu adalah salah satu dari tiga laki-laki yang didakwa terkait kerusuhan yang terjadi sehari setelah tiga anak perempuan di bawah umur tewas dalam penikaman massal pada 29 Juli.
Ditambahkan bahwa dia didakwa dengan kerusuhan dan ditahan untuk hadir di Pengadilan Anak Merseyside pada Senin, 12 Agustus 2024.
https://www.youtube.com/watch?v=ytJZNQUbouQ
Hingga Minggu, 11 Agustus, 927 orang telah ditangkap dan 466 lainnya didakwa sejak kerusuhan pecah di kota-kota di seluruh wilayah Inggris.
Juru bicara Perdana Menteri Sir Keir Starmer mengatakan bahwa pemerintah "tidak akan berhenti sampai tugas selesai" ketika ditanya apakah polisi dan pengadilan akan terus mengejar mereka yang terlibat dalam kerusuhan tersebut.
Meskipun ada penurunan ketegangan yang disambut baik selama akhir pekan, negara itu tetap berada dalam "kewaspadaan tinggi" untuk kemungkinan kerusuhan lebih lanjut, lapor Sky News, mengutip juru bicara tersebut.
"Tugas belum selesai sampai orang-orang merasa aman di komunitas mereka," tambahnya.
Inggris telah diguncang oleh kekacauan selama beberapa hari, dengan perusuh ekstrem kanan yang menyebarkan kebencian rasial dan Islamofobia yang menargetkan Muslim, kelompok minoritas, dan migran.
Kerusuhan ini dipicu oleh klaim palsu yang disebarkan secara daring bahwa tersangka yang ditangkap atas penikaman fatal terhadap tiga anak di Southport pada 29 Juli adalah seorang pencari suaka Muslim.
Pihak berwenang telah mengidentifikasi si pelaku penikaman sebagai Axel Rudakubana, seorang remaja berusia 17 tahun yang lahir di Cardiff, Wales, dari orang tua asal Rwanda. Namun, hal ini hanya sedikit mengurangi semangat massa ekstrem kanan untuk menghentikan tindakan unjuk rasa mereka. (ant)