Polisi Tangkap Puluhan Orang Buntut Unjuk Rasa Berujung Rusuh di Inggris
- Tangkapan layar
London, VIVA – Polisi dan pengunjuk rasa saling berhadapan di beberapa kota di Inggris dalam gelombang kerusuhan terbaru yang dipicu oleh kelompok sayap kanan, menyusul serangan penusukan di Inggris barat laut minggu ini.
Puluhan orang ditangkap pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024, saat masa kerumunan rusuh dan melakukan pembakaran di toko-toko.
Sejak penusukan di Southport, yang menewaskan tiga anak selama kelas yoga bertema Taylor Swift, ketegangan meningkat di seluruh kota di Inggris.
Aktivis sayap kanan dituduh menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan disinformasi, terutama dengan mengklaim bahwa penyerang Southport adalah seorang imigran yang tiba di Inggris secara ilegal.
Polisi Inggris telah mengonfirmasi bahwa tersangka itu berusia 17 tahun, Axel Muganwa Rudakubana, lahir di ibu kota Wales, Cardiff.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer bertemu dengan menteri senior kabinetnya pada hari Sabtu untuk membahas kerusuhan tersebut, kata juru bicara Downing Street.
"Perdana Menteri menyatakan bahwa polisi mendapat dukungan penuh kami untuk mengambil tindakan terhadap para ekstremis di jalan-jalan kami yang menyerang petugas polisi, mengganggu bisnis lokal, dan mencoba menebar kebencian dengan mengintimidasi masyarakat," kata jubir itu, dikutip dari CNN Internasional, Senin, 5 Agustus 2024.
"Hak atas kebebasan berekspresi dan kekacauan kekerasan yang telah kita lihat adalah dua hal yang sangat berbeda."
Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper juga mengecam tindakan kekerasan oleh para pengunjuk rasa, dan memperingatkan bahwa premanisme tidak memiliki tempat di negara ini.