Inggris Alami Kerusuhan Terburuk dalam 13 Tahun, Pendemo Bobol dan Bakar Hotel-hotel

Ilustrasi ricuh unjuk rasa
Sumber :

London, VIVA – Para perusuh membakar dan membobol hotel-hotel yang digunakan untuk menampung para pencari suaka di Inggris utara pada Minggu, 4 Agustus 2024, saat negara itu bergulat dengan kerusuhan terburuk yang pernah terjadi selama bertahun-tahun.

Melansir dari CNN Internasional, kekerasan dan bentrokan awalnya dipicu oleh penusukan tiga gadis muda di Southport, Inggris barat laut, awal minggu ini.

Ilustrasi garis polisi.

Photo :
  • Pixabay

Kelompok sayap kanan ekstrem telah memanfaatkan dan menyebarkan gelombang disinformasi, termasuk klaim palsu bahwa penyerang adalah seorang imigran, untuk memobilisasi protes anti-Muslim dan anti-imigran. Polisi mengatakan tersangka lahir di Inggris.

Rekaman yang dilokasikan oleh CNN menunjukkan para pengunjuk rasa pada hari Minggu merusak dan membakar dua hotel Holiday Inn di Inggris utara, satu di Tamworth dan satu di Rotherham.

Pembakaran itu telah dikritik oleh seorang politisi lokal karena menampung para pencari suaka.

"Di Tamworth, para pengunjuk rasa melemparkan proyektil, memecahkan jendela, dan memulai kebakaran, (mereka juga mulai) melukai seorang petugas polisi," menurut pihak berwenang setempat.

Sementara itu di Rotherham, para pengunjuk rasa melemparkan papan kayu, menggunakan alat pemadam kebakaran terhadap petugas kepolisian, membakar benda-benda di dekat hotel, dan memecahkan jendela untuk masuk ke gedung.

"Hotel Rotherham pada saat itu penuh dengan penghuni dan staf yang ketakutan," menurut pernyataan Asisten Kepala Polisi Lindsey Butterfield.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer telah mengutuk protes kekerasan akhir pekan itu, yang menyebabkan sedikitnya 147 orang ditangkap sejak Sabtu malam. Mereka yang terlibat dalam kekerasan akan menghadapi hukum penuh.

"Orang-orang di negara ini memiliki hak untuk merasa aman, namun, kami telah melihat komunitas Muslim menjadi sasaran, serangan terhadap masjid, komunitas minoritas lainnya menjadi sasaran, penghormatan Nazi di jalan, serangan terhadap polisi, kekerasan yang tidak terkendali di samping retorika rasis. Jadi tidak, saya tidak akan malu menyebutnya apa adanya, Premanisme ekstrem kanan,” kata Starmer dari Downing Street pada hari Minggu.

Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer

Photo :
  • Claudia Greco, Pool Photo via AP, File

Beralih ke adegan kekerasan di Rotherham, Starmer menggambarkan bahwa kerusuhan itu dilakukan seperti geng perampok yang berniat melanggar hukum.

"Perusuh yang kejam tidak mewakili negara kita," sambungnya.

Menteri kepolisian Inggris mengatakan bahwa akan ada penangkapan terhadap perusuh sayap kanan yang telah menyebabkan kerusuhan, tetapi pihaknya tidak ingin melibatkan tentara.

Dalam komentarnya kepada BBC, Dame Diana Johnson menekankan bahwa rencananya adalah untuk melakukan penangkapan dan dakwaan cepat untuk menyingkirkan perusuh dari jalan secepat mungkin dan mencegah kerusuhan lebih lanjut.

Kerusuhan yang disertai kekerasan ini adalah yang terburuk sejak kerusuhan tahun 2011 dan memberikan tantangan besar bagi pemerintahan Buruh Keir Starmer.

"Diskusi juga telah melibatkan tentara guna membantu polisi, tetapi saat ini tidak perlu melibatkan tentara," kata Johnson.

"Polisi telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa mereka memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan saat ini. Ada bantuan timbal balik, seperti yang baru saja saya jelaskan, dan mereka memiliki kekuatan yang mereka butuhkan."

Pada hari Minggu, Kementerian Dalam Negeri Inggris mengumumkan bahwa masjid-masjid di Inggris akan diberikan perlindungan lebih besar dengan keamanan darurat baru, mengingat adanya serangan baru-baru ini.

Berdasarkan pengaturan baru tersebut, polisi, pemerintah daerah, dan masjid dapat meminta agar keamanan segera dikerahkan, melindungi masyarakat, dan memungkinkan kembalinya ibadah secepat mungkin, menurut Kementerian Dalam Negeri.

“Tidak seorang pun boleh mencari alasan atas tindakan memalukan para perusuh, penjahat, dan kelompok ekstremis yang telah menyerang petugas polisi, menjarah toko-toko lokal, atau menyerang orang berdasarkan warna kulit mereka,” kata Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper.