Tiongkok Serukan Peredaan Ketegangan Konflik di Timur Tengah
- ANTARA/Hafidz Mubarak A
Beijing, VIVA – China pada hari Kamis, 1 Agustus 2024 menyerukan untuk meredanya ketegangan di Timur Tengah setelah serangan di Beirut dan Teheran, media pemerintah melaporkan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian, mengomentari situasi dan dampak pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran. Ia mengatakan Beijing akan selalu mendukung rekonsiliasi di Palestina.
"Tiongkok percaya bahwa mencapai rekonsiliasi internal di Palestina merupakan langkah penting menuju penyelesaian masalah Palestina dan mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," kata Lin saat ditanya tentang upaya untuk membantu menyatukan faksi-faksi Palestina.
"Semakin parah situasi di Timur Tengah, semakin besar pula upaya masyarakat internasional untuk meredakan ketegangan dan mendorong de-eskalasi konflik," imbuhnya.
Lin mengatakan Beijing selalu berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah serta menentang campur tangan asing.
Pihaknya juga bersedia untuk bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan upaya tiada henti guna mendorong stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut.
Ada kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah tersebut setelah serangan ganda di Beirut dan Teheran yang menewaskan komandan Hizbullah Fouad Shukr dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Meskipun Israel telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr, Israel belum mengomentari serangan terhadap Haniyeh.
Bulan lalu, faksi Palestina yang bertikai, Hamas dan Fatah, sepakat untuk mengakhiri permusuhan lama mereka dan berupaya membentuk pemerintahan persatuan nasional setelah pembicaraan diadakan di China.