AS Ngaku Tidak 'Ikut-ikutan' dalam Rencana Pembunuhan Ismail Haniyeh
- CNBC
Singapura, VIVA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan, pada Rabu, 31 Juli 2024, bahwa pihaknya tidak terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Blinken juga menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata di Gaza.
"Ini adalah sesuatu yang tidak kami ketahui atau terlibat di dalamnya. Sangat sulit untuk berspekulasi," kata Blinken dalam sebuah wawancara dengan Channel News Asia saat berkunjung ke Singapura.
Dilansir dari India Today, Kamis, 1 Agustus 2024, Garda Revolusi Iran mengonfirmasi kematian Haniyeh, beberapa jam setelah ia menghadiri upacara pelantikan presiden baru di negara itu.
Haniyeh, yang memimpin kelompok Palestina dan biasanya bermarkas di Qatar, telah menjadi wajah diplomasi internasional Hamas saat perang yang dipicu oleh kelompok itu terhadap Israel pada 7 Oktober.
"Saya telah belajar selama bertahun-tahun untuk tidak pernah berspekulasi tentang dampak satu peristiwa terhadap hal lain," ucap Blinken ketika ditanya tentang dampak kematian Haniyeh terhadap perang.
Pembunuhan Haniyeh diketahui kurang dari 24 jam setelah Israel mengklaim telah membunuh seorang komandan Hizbullah, yang diduga berada di balik serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Blinken, yang telah berada di Asia sejak akhir minggu lalu, mengatakan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza sangat penting dan Amerika Serikat akan melakukan segala hal untuk mewujudkannya.
"Sangat penting untuk berharap agar segala sesuatunya berjalan lebih baik, demi perdamaian dan keamanan yang lebih langgeng, sehingga fokus tersebut tetap ada."