Wapres AS Kamala Harris Kena Serangan Rasis, Gedung Putih: Sangat Menjijikan
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Washington – Gedung Putih pada Kamis, 25 Juli 2024, mengungkapkan terjadinya peningkatan diskriminasi gender dan rasis terhadap Wakil Presiden AS, Kamala Harris, setelah ia menjadi kandidat terkuat sebagai calon presiden dari partai Demokrat.
“Saya pikir ini menyedihkan. Menurutku itu menjijikkan dan menurutku itu seperti peluit anjing. Kita tidak boleh lupa bahwa dia adalah Wakil Presiden Amerika Serikat. Dia harus mendapatkan rasa hormat itu. Dia telah melakukan pekerjaan ini bersama presiden selama hampir empat tahun,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre kepada wartawan pada konferensi pers hariannya.
“Dia adalah mantan Senator dan telah menjadi mitra penting dalam memulai kembali perekonomian. Sejujurnya (saat mendengar kalimat rasis) sangat menjijikkan,” sambung Jean-Pierre, dikutip dari NDTV, Jumat, 26 Juli 2024.
Diketahui, peningkatan serangan rasis dan seksis terhadap Harris, karena wakil presiden itu berasal dari India dan Afrika.
Serangan tersebut meningkat sedemikian rupa sehingga Ketua DPR Mike Johnson harus meminta anggota parlemen Partai Republik untuk menghindari serangan rasis semacam itu.
“Ketika Anda berbicara dengan ketua DPR, jelas dia adalah seorang Republikan, dan ini adalah sesuatu yang telah Anda semua laporkan, buatlah pertemuan untuk memberitahu para pemimpin Partai Republik agar berhenti bersikap rasis, berhenti bersikap misoginis, berhenti bersikap seksis, saya pikir hal ini menunjukkan bahwa mereka harus diberitahu untuk tidak melakukan hal itu," ungkap Jean-Pierre.
Menurut Politico, para pemimpin Partai Republik di DPR mengatakan kepada anggota parlemen untuk fokus mengkritik rekam jejak Wakil Presiden Kamala Harris tanpa mengacu pada ras dan gendernya, menyusul pernyataan pedas dari beberapa anggota Partai Republik yang menyerangnya atas dasar identitas.
Pada rapat umum pemilu di North Carolina, mantan presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan Wakil Presiden Harris tidak layak untuk memerintah dan menggambarkannya sebagai “orang gila sayap kiri radikal”.
"Selama tiga setengah tahun, Kamala Harris telah menjadi kekuatan pendorong ultra-liberal di balik setiap bencana Biden. Dia adalah seorang radikal gila yang akan menghancurkan negara kita jika dia mendapat kesempatan untuk menjabat. Kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” ungkap Trump pada Rabu lalu, ketika ia melancarkan serangkaian serangan terhadap Harris.