Pendemo Pro-Palestina Kepung Gedung Capitol saat Netanyahu Pidato di Kongres AS
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Washington – Para pengunjuk rasa mengepung Union Station di Washington, untuk menuntut AS menghentikan bantuan militer ke Israel. Masa juga mengibarkan bendera Palestina dan membakar bendera Amerika saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berpidato di depan kongres AS.
Kurang dari satu mil jauhnya, polisi menggunakan semprotan merica pada ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina yang berkumpul di luar Gedung Capitol AS.
Saat mencari dukungan dari anggota parlemen AS untuk perang Israel di Gaza, Netanyahu membuat sketsa garis besar rencana “deradikalisasi” pasca perang di Gaza dan menggembar-gemborkan potensi aliansi masa depan antara Israel dan sekutu Arab Amerika.
Dia dijadwalkan bertemu Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris pada Kamis, 25 Juli 2024.
Melansir dari India Today, Netanyahu juga dijadwalkan akan bertemu dengan mantan Presiden Donald Trump, pada Jumat, 26 Juli 2024.
Sesaat sebelum dia mulai berbicara, Polisi Capitol AS mengatakan pengunjuk rasa mencoba melintasi blokade dan tidak mundur ketika diminta.
“Masyarakat tidak mematuhi perintah kami untuk mundur dari garis polisi. Kami menyebarkan semprotan merica kepada siapa pun yang mencoba melanggar hukum dan melewati garis itu,” kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, pengunjuk rasa pro-Palestina menjelaskan bahwa mereka bukanlah ancaman serius bagi pihak berwenang.
“Kami bukan ancaman (kepada polisi),” kata Sarah Bowles, teknisi farmasi dari Delaware yang menghadiri protes dan membantu pengunjuk rasa yang terluka.
Salah satu kelompok pengunjuk rasa mengatakan polisi menyerang demonstran saat mereka berbaris.
Sebagai informasi, kelompok pro-Palestina dan mahasiswa selama berbulan-bulan melakukan protes di AS terhadap serangan Israel di Gaza.
Serangan militer Israel terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang militannya menyerbu ke Israel, dan menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang lainnya.
Meskipun ada upaya mediasi oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir, Israel dan Hamas belum menjalin gencatan senjata permanen.