Jerman Menyerukan Peningkatan Upaya Global Memerangi Epidemi AIDS

Kanselir Olaf Scholz
Sumber :
  • Anadolu Ajansi

VIVA – Jerman pada hari Senin, 22 Juli 2024 menyerukan peningkatan upaya internasional untuk memerangi epidemi AIDS.

Kanselir Olaf Scholz dalam pidato pembukaannya di Konferensi AIDS Dunia ke-25 di Munich mengatakan bahwa masyarakat global harus bekerja sama menuju tujuan mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030.

"Meskipun kita telah membuat kemajuan, masih banyak yang harus dilakukan. Satu orang meninggal karena AIDS setiap menit, satu orang setiap menit. Itulah yang harus kita ubah," imbuhnya.

Kanselir berjanji bahwa negaranya akan terus mendukung upaya ini, ia mengimbau negara lainnya untuk memberikan lebih banyak dukungan keuangan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khususnya membutuhkan lebih banyak dukungan internasional, menurut Scholz.

Strategi melawan HIV dan AIDS harus difokuskan pada penelitian tambahan seperti pencegahan yang lebih baik, pendidikan dan informasi yang berpusat pada pasien serta perjuangan yang gigih melawan diskriminasi.

Diketahui, Munich menjadi tuan rumah pertemuan ilmiah terbesar di dunia untuk memerangi virus AIDS dengan lebih dari 10.000 peserta diperkirakan akan hadir di konferensi tersebut.

Atas undangan International AIDS Society (IAS), para dokter, pakar kesehatan, dan aktivis dari lebih dari 175 negara dijadwalkan untuk membahas bagaimana patogen HIV dan AIDS, atau sindrom defisiensi imun dapat diatasi lebih lanjut.

Pertemuan tersebut berlangsung di Jerman untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade, saat para ahli bertemu di Berlin pada tahun 1993.

Jumlah kematian dilaporkan telah berkurang hingga kurang dari sepertiga sejak tahun 2004, ketika sekitar dua juta orang meninggal di seluruh dunia karena AIDS.

Namun demikian, menurut angka dari Program Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang HIV/AIDS (UNAIDS), saat ini satu orang meninggal setiap menit karena AIDS.

Infeksi meningkat lagi, terutama di Eropa Timur. Di Afrika, infeksi tetap tinggi, meskipun ada banyak kemajuan dalam memerangi HIV.

Menurut UNAIDS, hampir 40 juta orang di seluruh dunia hidup dengan virus tersebut pada tahun 2022, dan sekitar seperempatnya  yakni 9,2 juta orang tidak memiliki akses yang memadai untuk terapi.