Masuk Bursa Capres AS, Sikap Kamala Harris Terhadap Israel Selama Perang Jadi Sorotan
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Washington – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, telah mendapatkan 'restu' dari Presiden Joe Biden untuk menggantikannya sebagai capres AS dalam Pemilu 2024. Jika diberikan mandat oleh Partai Demokrat, Harris akan bertarung dengan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump.
Dalam pernyataannya, Biden menawarkan dukungan penuh terhadap pencalonan Harris sebagai presiden, yang tampaknya membuka jalan yang jelas bagi naiknya wakil presiden tersebut ke kursi kepresidenan.
Meskipun masih belum jelas apakah pejabat senior Partai Demokrat lainnya akan mendukung atau menentang Harris untuk pencalonan partainya, retorika Harris terhadap Israel menjadi sorotan.
Harris jauh lebih vokal dalam menyerukan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza selama perang sembilan bulan, dengan mengatakan pada awal Maret bahwa “Rakyat di Gaza kelaparan.”
Dengan argumen bahwa penderitaan warga Palestina di Gaza harus diakhiri melalui peningkatan pengiriman makanan dan gencatan senjata selama enam minggu, ditambah dengan kesepakatan penyanderaan, wakil presiden tersebut menyatakan bahwa kondisi di Palestina tidak manusiawi.
"Dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak," kata Harris, dikutip dari The Jerusalem Post, Senin, 22 Juli 2024.
Sementara itu, Presiden Joe Biden mengatakan hal yang sama bahwa AS berkomitmen untuk memberikan lebih banyak bantuan penyelamatan jiwa kepada warga Palestina yang tidak bersalah dan sangat membutuhkan.
Harris juga secara gamblang meminta Israel untuk berbuat lebih banyak untuk bantuan kemanusian, dengan memastikan pengiriman bantuan, termasuk dalam pembukaan penyeberangan darat tambahan ke Gaza. "Tidak ada alasan dalam hal (kemanusiaan) ini," ujar Harris.
Pada bulan April di Gedung Putih, Harris bertemu dengan keluarga sandera Amerika-Israel yang ditahan di Gaza.
“Wakil Presiden menggarisbawahi bahwa Presiden Biden dan dia tidak memiliki prioritas lebih tinggi selain menyatukan kembali para sandera dengan orang yang mereka cintai. Dia juga menegaskan kembali komitmen AS untuk membawa pulang jenazah mereka yang secara tragis dipastikan meninggal,” sebuah pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS.
Belakangan di bulan yang sama, dalam percakapan telepon dengan Presiden Isaac Herzog, Harris meyakinkannya tentang komitmen Washington terhadap keamanan Israel, termasuk upaya internasional untuk memastikan Israel dapat mempertahankan diri dari Iran dan proksinya.
Sementara untuk solusi dua negara, Harris sangat vokal mendukung hal tersebut.
"Berbicara di Konferensi Keamanan Munich pada bulan Februari, Harris dengan tegas menyerukan solusi dua negara sebagai jawaban terhadap perdamaian dan keamanan Israel dan Palestina di panggung global," demikian yang dilaporkan Hannah Sarisohn dari The Jerusalem Post.
“Jawaban singkatnya adalah ya,” kata Harris ketika ditanya apakah solusi seperti itu dapat dicapai.
"Saya yakin itu benar, tapi kita harus menempatkan diskusi ini dalam konteksnya. Mulai tanggal 7 Oktober, Hamas melakukan aksi teroris dengan membantai lebih dari 1.200 warga Israel, orang-orang tak berdosa, banyak dari mereka adalah anak muda yang sedang menghadiri konser, disiksa dan diperkosa secara mengerikan, serta digunakan sebagai alat perang dan penting bagi kita untuk mengingat apa yang terjadi."
Harris melanjutkan dengan mengatakan pemahaman bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, namun hal itu tetap penting.