Ancaman Mengerikan Hizbullah untuk Israel yang Terus Menyerang Warga Sipil Lebanon
- al-monitor.com
Beirut – Hizbullah mengancam akan menyerang sasaran-sasaran baru Israel jika Israel terus menargetkan warga sipil di Lebanon. Hal itu disampaikan secara langsung oleh pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah pada Rabu, 17 Juli 2024.
Dia mencatat adanya lonjakan jumlah warga sipil yang terbunuh di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
Lima warga sipil, semuanya warga Suriah dan termasuk tiga anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Lebanon pada hari Selasa, 16 Juli 2024, dan setidaknya tiga warga sipil Lebanon tewas sehari sebelumnya, menurut media pemerintah dan sumber keamanan.
Di lain sisi, Israel mengklaim pihaknya menyerang militan Hizbullah dan infrastruktur di Lebanon dan tidak menargetkan warga sipil. Namun, beberapa non-kombatan termasuk jurnalis dan pekerja medis, tewas.
“Terus menyasar warga sipil akan mendorong Perlawanan untuk meluncurkan rudal ke permukiman yang sebelumnya tidak menjadi sasaran,” kata Nasrallah, dalam komentar yang disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi untuk memperingati hari suci Ashoura bagi Syiah.
Melansir dari The New Arab, Kamis, 18 Juli 2024, Hizbullah, kelompok militan kuat yang didukung Iran, menyebut semua pusat populasi Israel sebagai pemukiman dan tidak mengakui Israel.
Israel dan Hizbullah juga saling baku tembak sejak Hizbullah mengumumkan "front dukungan" dengan Palestina tak lama setelah sekutunya, Hamas, menyerang komunitas perbatasan selatan Israel pada 7 Oktober sebagai tanggapan terhadap pendudukan dan agresi Israel, yang memicu serangan militer terbesar Israel di Gaza.
Kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran di wilayah tersebut, termasuk faksi bersenjata Syiah di Suriah dan Irak serta kelompok Houthi di Yaman, yang juga telah menembaki Israel sejak 7 Oktober.
Di Lebanon, pertempuran tersebut telah menewaskan lebih dari 100 warga sipil dan lebih dari 300 pejuang Hizbullah, menurut penghitungan Reuters, dan menyebabkan tingkat kehancuran di kota-kota dan desa-desa perbatasan Lebanon yang belum pernah terjadi sejak perang musim panas Israel-Lebanon tahun 2006.
Nasrallah berjanji bahwa rumah-rumah yang hancur total atau sebagian akan dibangun kembali lebih indah dari sebelumnya.
Nasrallah juga meremehkan kemampuan Israel untuk berperang skala penuh di Lebanon, dengan mengatakan kemampuan militernya telah menurun di Gaza dan menegaskan bahwa semua tank tentara Israel akan hancur jika mereka memasuki Lebanon.
Kekhawatiran meningkat dalam beberapa pekan terakhir di kalangan pengamat internasional bahwa Israel mungkin memperluas operasi militernya di Lebanon, sehingga berisiko menimbulkan perang yang lebih luas.
Israel pun mengatakan pihaknya sedang melakukan persiapan yang diperlukan untuk operasi yang lebih luas namun belum ada keputusan yang diambil. Sementara Hizbullah mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan Israel namun siap jika terjadi eskalasi.