Israel Bom Sekolah di Palestina Pakai Amunisi dari Amerika Serikat
- ANTARA/Majdi Fathi/NurPhoto
VIVA – Menurut pemberitaan CNN pada Rabu (10/7/24), Israel menggunakan amunisi yang dipasok Amerika Serikat untuk mengebom sekolah yang dikelola PBB di Kota Khan Yunis di Gaza selatan. Lebih dari 30 orang terbunuh dan puluhan orang lainnya terluka dalam pemboman di sekolah yang menjadi pengungsian bagi warga Palestina pada Selasa (9/7/24).
Serangan ini menimbulkan kekhawatiran dan kemarahan di kalangan internasional karena sekolah yang dikelola PBB dianggap sebagai tempat yang harus dilindungi dari serangan militer.
Penggunaan amunisi Amerika Serikat untuk mengebom sekolah ini juga menimbulkan pertanyaan tentang apakah Amerika Serikat mendukung tindakan Israel yang dianggap oleh banyak pihak sebagai tindakan agresi.
Serangan Israel terhadap sekolah-sekolah ini menghancurkan infrastruktur yang sudah sangat terbatas di Gaza menjadi lebih semakin sulit.
Sekolah yang dihancurkan itu merupakan pemberian dari badan PBB yaitu United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in The Near East (UNRWA). Selain sekolah dari UNRWA, Israel juga melakukan kejahatan serupa yakni menyerang sekolah al-Awda yang berada di timur Khan Yunis dan menyebabkan lebih dari 30 orang tewas.
Sejak 7 Oktober 2023, Sekitar 85,8% sekolah di Gaza mengalami kerusakan, termasuk 29% yang dikelola oleh PBB. Kerusakan ini mencakup berbagai tingkatan, dari rusak hingga rusak total.
Warga Palestina yang telah mengungsi dari wilayah lain di Gaza selama lebih dari sembilan bulan akibat serangan Israel, berlindung di sekolah tersebut. Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, menggambarkan serangan mematikan itu sebagai puncak genosida rezim Zionis di wilayah yang dikepung.
Hamas menyatakan bahwa rezim Zionis masih terus melakukan perang, genosida, dan pembunuhan, tanpa menghiraukan dampak dari kejahatan tersebut.
Penggunaan amunisi Amerika Serikat untuk mengebom sekolah di Gaza bukanlah hal baru. Sebelumnya, Israel juga sering menggunakan amunisi ini untuk serangan lain di Gaza. Hal ini menunjukkan bahwa Israel terus menggunakan senjata yang dipasok dari Amerika Serikat untuk menyerang daerah-daerah yang dianggapnya sebagai sasaran.
Banyak negara lain telah mengecam tindakan Israel dan meminta agar Amerika Serikat menghentikan pasokan senjata kepada Israel. Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan Israel, tetapi tidak ada tindakan konkret yang dilakukan untuk menghentikan pasokan senjata tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah Amerika Serikat benar-benar komitmen untuk menghentikan konflik di Gaza atau hanya memberikan dukungan verbal saja.