Pacaran hingga Nikah di Negara Ini Bisa Dapat Ratusan Juta dari Pemerintah
- Pixabay
Seoul – Pemerintah Korea Selatan menggenjot angka kelahiran dengan memberikan insentif finansial agar warganya mau melahirkan dan membesarkan anak. Saat ini, banyak warga di negara itu enggan menikah dan memiliki anak, yang mengakibatkan resesi seks.
Melansir dari laporan The Korean Times, Kamis, 27 Juni 2024, sebuah kantor distrik di Busan berencana untuk memberikan 1 juta won atau Rp 11,84 juta hanya untuk memulai hubungan asmara, setelah mengikuti acara perjodohan yang disiapkan.
Acara perjodohan ini dijadwalkan akan berlangsung pada Oktober 2024 mendatang, dan ditujukan bagi kaum muda Korsel maupun warga asing yang masih lajang berusia 23-43 tahun yang tinggal atau bekerja di distrik tersebut.
Jika seorang laki-laki dan perempuan memutuskan untuk memulai hubungan romantis setelah acara tersebut, barulah pemerintah distrik akan memberikan insentif 1 juta won kepada pasangan tersebut.
Tidak sampai di situ, jika pasangan tersebut mengadakan 'sang-gyeon-rye' atau pertemuan anggota keluarga (biasanya dilakukan sebelum pernikahan), mereka akan mendapat tambahan 2 juta won atau sekitar Rp 23,68 juta.
Jika mereka menikah, pemerintah kota akan memberikan lagi tambahan bonus insentif sebesar 20 juta won atau sekitar Rp 236,8 juta.
Artinya, dari pacaran hingga menikah, setiap pasangan akan mendapatkan insentif sebesar Rp 272,3 juta.
Sebagai informasi, upaya meningkatkan angka kelahiran di Korea Selatan melalui pemberian insentif fiskal ini telah dilakukan pemerintah setempat sejak beberapa tahun terakhir.
Tidak hanya pemerintah, bahkan sejumlah perusahaan swasta besar di Korsel bersedia memberikan bonus hingga miliaran rupiah agar para karyawannya mau memiliki anak.