Penjualan Senjata Israel Naik hingga Rp 214 T, Ada Pembeli dari Negara Mayoritas Muslim

VIVA Militer: Gudang senjata Pasukan Pertahanan Israel (IDF)
Sumber :
  • jpost.com

Tel AvivEkspor senjata militer Israel melonjak ke rekor tertinggi, hingga US$ 13,1 miliar atau setara dengan Rp 214,8 triliun tahun lalu. Hal itu berdasarkan laporan pemerintah Israel, yang ditandatangani di beberapa perusahaan pertahanan

“Meskipun terjadi perang, tahun 2023 merupakan tahun rekor baru dan ditandai dengan kesepakatan ekspor (militer) yang signifikan,” kata Kementerian Pertahanan Israel, dikutip dari The Cradle, Selasa, 18 Juni 2024.

Bendera Israel.

Photo :
  • Atalayar

Laporan tersebut menyebutkan 36 persen ekspor berasal dari rudal, roket, dan sistem pertahanan udara. Radar dan peperangan elektronik, stasiun senjata, dan peluncur senjata juga masing-masing terdaftar sebesar 11 persen, sementara pesawat berawak dan avionik berjumlah sembilan persen, menurut Kementerian Pertahanan Israel. 

Ekspor pertahanan, yang mencapai 12,5 miliar pada tahun 2022, meningkat dua kali lipat selama lima tahun terakhir. 

Kementerian Pertahanan Israel mengatakan ekspor pertahanan menjadi prioritas utama dan berfungsi sebagai bagian dari upaya meningkatkan keamanan dan hubungan strategis secara global, menembus pasar baru, dan menghilangkan batasan birokrasi, serta mengurangi peraturan.

“Sementara industri kami terutama berfokus pada penyediaan kemampuan pertahanan untuk mendukung pasukan kami dan membela warga negara kami, mereka juga terus mengupayakan bidang kerja sama dan ekspor ke mitra internasional,” ucap Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

“Bahkan di tahun di mana Negara Israel berperang melawan tujuh arena berbeda, ekspor pertahanan Negara Israel berhasil terus memecahkan rekor,” tambah Gallant. 

Menurut laporan tersebut, kawasan Asia-Pasifik merupakan pembeli terbesar produk pertahanan Israel, membeli 48 persen dari total ekspor, diikuti oleh Eropa sebesar 35 persen.

VIVA Militer: Bendera Israel

Photo :
  • Moderate Rebels

UEA, Bahrain, dan Maroko, yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 berdasarkan Perjanjian Abraham, menyumbang 3 persen dari penjualan senjata, dan turun dari 24 persen pada tahun 2022.

Rilis data tersebut terjadi ketika beberapa negara akhir-akhir ini berada di bawah tekanan untuk menghentikan perdagangan senjata dengan Israel karena perang di Gaza, yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina.