Diduga Terlibat, Jenderal AS Kunjungi Israel Saat Pembantaian Kamp Nuseirat Berlangsung

VIVA Militer: Pasukan militer Amerika Serikat (AS) di Israel
Sumber :
  • jpost.com

Tel Aviv – Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), Jenderal Erik Kurilla, mengunjungi Israel pada akhir pekan atas undangan Kepala Staf Jenderal Israel, Herzi Halevi.

Kunjungan tersebut bertepatan dengan pembantaian mengerikan, yang dilakukan Israel terhadap sedikitnya 275 warga Palestina dan melukai 689 lainnya di kamp pengungsi Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, pada Sabtu, 8 Juni 2024, dalam operasi penyelamatan empat sandera.

"Kurilla dan Halevi mengadakan penilaian situasi operasional, membahas tantangan regional baru-baru ini dan memperkuat kemitraan strategis melawan ancaman Iran,” kata juru bicara tentara pendudukan Israel, Avichai Adraee.

VIVA Militer: Tentara Israel dari Divisi 143 (Divisi Gaza)

Photo :
  • abcnews.go.com

“Mereka juga membahas perkembangan perang melawan Hamas di Jalur Gaza dan serangan Hizbullah yang sedang berlangsung dari Lebanon," sambungnya, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis, 13 Juni 2024.

Sementara itu, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan bahwa pemboman Israel di Nuseirat juga telah menewaskan tiga tahanan Israel.

Di tengah tuduhan keterlibatan langsung AS dalam serangan terhadap Nuseirat, seorang penyintas mengaku pernah melihat US Rangers. Namun, Washington dan Tel Aviv membantah laporan penggunaan dermaga “kemanusiaan” yang dibangun AS untuk memfasilitasi pembantaian di kamp tersebut.

Menurut laporan saksi mata dan video yang dibagikan melalui saluran Telegram Israel, operasi tersebut diluncurkan dari dermaga yang dibangun AS dan termasuk penggunaan truk pengiriman bantuan kemanusiaan untuk menyembunyikan pasukan komando Israel saat mereka menyusup ke kamp tersebut.

Warga Palestina berjalan di tengah hujan di kamp pengungsian di Rafah, Gaza.

Photo :
  • The Times of Israel.

Sebagai informasi, lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dan 85.000 lainnya terluka, sejak Israel memulai perang genosida terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Diperkirakan 10.000 warga Palestina masih hilang, di bawah reruntuhan rumah mereka yang dihancurkan oleh pasukan Israel.