Masuk Daftar Hitam Kejahatan Anak, PBB Ancam Balas Dendam ke PBB
- Dok. PBB
Tel Aviv – Pihak berwenang Israel sedang mendiskusikan tindakan hukuman balasan kepada badan-badan PBB yang beroperasi di Wilayah Palestina dan Israel. Hal itu dilaporkan oleh Financial Times (FT), pada Selasa, 11 Juni 2024.
Mengutip lima orang yang mengetahui diskusi tersebut, FT melaporkan beberapa tindakan Israel mungkin termasuk pengusiran staf PBB karena ketegangan antara Israel dan organisasi internasional semakin memburuk.
“Mereka perlu khawatir,” kata seorang pejabat Israel mengenai badan-badan PBB, dikutip dari The Cradle, Kamis, 13 Juni 2024.
Kabinet Israel diketahui membahas serangkaian tindakan terhadap badan-badan PBB, pada 9-10 Juni 2024, meskipun belum ada keputusan akhir yang diambil.
Namun, beberapa langkah yang diambil termasuk perlambatan atau penolakan total terhadap perpanjangan visa staf PBB, dan boikot oleh pemerintah Israel terhadap pejabat penting PBB, serta penghentian dan pengusiran misi PBB.
Permusuhan Tel Aviv terhadap PBB menjadi lebih buruk setelah Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengumumkan bahwa organisasi tersebut akan menambahkan Israel ke daftar hitam negara dan entitas yang merugikan anak-anak di zona konflik.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan menggambarkan daftar hitam tersebut sebagai hal yang memalukan, dan para pejabat lainnya bersumpah untuk melakukan pembalasan terhadap badan-badan PBB, yang telah bekerja di Israel dan wilayah pendudukan Palestina selama beberapa dekade.
Sasaran potensial dari tindakan hukuman Israel terhadap organisasi-organisasi PBB yakni UNICEF, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dan Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah (UNSCO), yang merupakan badan politik utama PBB dalam upaya di Palestina dan Israel, serta tokoh kunci dalam meredakan ketegangan dan mengamankan gencatan senjata di antara keduanya.
"Menurut mereka siapa yang akan bekerja dengan mereka untuk menyalurkan bantuan ke Gaza? Menurut mereka siapa yang akan membangun kembali Gaza setelah perang? Jika mereka ingin melakukannya sendiri, biarkan saja,” ucap salah satu sumber yang mengetahui diskusi tersebut.
Awal tahun ini, Israel juga secara terbuka menuduh staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), memiliki hubungan langsung dengan Hamas dan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober, yang menyebabkan ribuan warga Israel tewas.
Anggota staf UNRWA melaporkan bahwa mereka disiksa oleh tentara Israel hingga mereka dipaksa mengakui bahwa mereka terlibat dalam operasi perlawanan Palestina.
Pada bulan Mei, Guterres pun mengungkapkan bahwa sejak awal perang, lebih dari 190 anggota staf PBB telah terbunuh di Gaza.