Hamas Bantah Yahya Sinwar Berkomentar Tak Pantas soal Kematian Warga Sipil di Gaza

VIVA Militer: Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar
Sumber :
  • dailymail.co.uk

Gaza – Kelompok Hamas membantah bahwa pemimpinnya, Yahya Sinwar, membuat komentar yang mengatakan bahwa kematian warga sipil di Gaza adalah pengorbanan yang diperlukan.

Sebelumnya, pada hari Senin, 10 Juni 2024, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa mereka telah memperoleh puluhan pesan, yang diduga menunjukkan sikap Sinwar yang tidak peduli terhadap kehidupan manusia, terutama warga Palestina.

VIVA Militer: Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar

Photo :
  • al-monitor.com

Sinwar juga menjelaskan bahwa ia yakin Israel akan mengalami kerugian lebih besar akibat perang ini dibandingkan Hamas.

Menurut publikasi Amerika tersebut, komentar Sinwar mengenai pengorbanan yang diperlukan, diucapkan setelah menyebutkan kerugian warga sipil dalam konflik pembebasan nasional di tempat-tempat seperti Aljazair, di mana ratusan ribu orang tewas dalam perjuangan kemerdekaan.

Komentar lain yang dituduhkan Sinwar adalah, bagi Netanyahu, kemenangan akan lebih buruk daripada kekalahan, dan perjalanan Israel di Rafah tidak akan mudah.

Menurut Al Arabiya, Ghazi Hamad, juru bicara Hamas, membantah laporan tersebut dan membantah bahwa komentar semacam itu dibuat oleh Sinwar.

“Apa yang beredar benar-benar tidak benar,” kata Hamad, dikutip dari The New Arab, Kamis, 13 Juni 2024.

Dia menambahkan bahwa Sinwar sangat khawatir untuk mengakhiri perang sesegera mungkin.

"Kami melakukan kontak rutin dengan Sinwar setiap hari, ada percakapan dan diskusi rutin. Kami menjadi penghubung dalam berbagai hal dan tidak ada konflik atau perbedaan antara kami secara internal atau eksternal,” ucap Hamad.

“Saya katakan dengan jelas kepada Anda, bahwa kata-kata itu tidak diucapkan,” kata Hamad kepada media yang berbasis di Saudi.

Ilustrasi alutsista persenjataan Hamas

Photo :
  • AP Photo/Khalil Hamra

Sebagai informasi, para pejabat Hamas pada hari Senin menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB, yang mendukung rencana gencatan senjata yang didukung Amerika di Gaza. 

Pada hari Selasa, 11 Juni 2024, mereka juga menerima usulan kesepakatan terbaru, yang dimediasi oleh AS, Mesir dan Qatar, yang menyerukan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza yang terkepung, dengan beberapa usulan amandemen.