Ratusan Massa di Swiss Minta Pemerintah Larang Israel Ikut Olimpiade 2024 di Paris

Unjuk Rasa di Swiss, Tolak Israel Ikut Olimpiade 2024 di Paris (Doc: MEMO)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Zurich – Ratusan pengunjuk rasa di Swiss menuntut agar Israel dilarang berkompetisi di Olimpiade 2024 di Paris, di tengah tuduhan genosida, yang sedang berlangsung di Gaza.

Para pengunjuk rasa berkumpul di depan Komite Olimpiade Internasional di Lausanne, pada Rabu, 12 Juni 2024, dengan tangan dicat merah untuk menarik perhatian terhadap korban sipil di Wilayah Palestina.

Unjuk Rasa di Swiss, Tolak Israel Ikut Olimpiade 2024 di Paris (Doc: MEMO)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Melansir dari Middle East Monitor, Kamis, 13 Juni 2024, mereka meninggalkan bekas tangan merah di pintu masuk gedung dalam upaya meyakinkan Komite untuk mengambil tindakan terhadap Israel.

Para pengunjuk rasa mengangkat spanduk bertuliskan: “Mari kita larang negara Israel yang melakukan genosida (untuk terlibat) dalam Olimpiade.”

Sebelumnya, hal yang sama juga diberlakukan terhadap Rusia dan Belarusia di tahun sebelumnya, di mana atlet dari kedua negara tersebut tidak diizinkan terlibat dalam Olimpiade.

Namun, tahun ini, atlet dari Rusia dan Belarusia akan diizinkan berkompetisi di Olimpiade sebagai atlet netral, menurut Komite.

Mereka tidak akan diizinkan untuk mengambil bagian dalam upacara pembukaan dan tidak akan menggunakan bendera, lambang atau lagu kebangsaan, dan tidak ada pejabat dari pemerintah kedua negara, yang diundang ke pertandingan yang berlangsung pada tanggal 26 Juli-11 Agustus.

Selain itu, demonstran juga menyebut Israel sebagai negara kriminal dengan dua pejabat tingkat tinggi yang dimintakan surat perintah penangkapan oleh Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional.

"Israel mengolok-olok keputusan Pengadilan Kriminal Internasional serta Mahkamah Internasional,” kata sebuah brosur yang diterbitkan oleh para pengunjuk rasa, yang mendesak agar sanksi dijatuhkan terhadap Tel Aviv.

Mereka meminta Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel, khususnya hubungan senjata, memberlakukan boikot budaya dan akademis terhadap negara tersebut, dan mengakhiri perjanjian yang mengizinkan warga negara Prancis untuk bertugas di tentara Israel.

Macron

Photo :
  • ANTARA

Sekitar 4.000 warga Perancis saat ini berpartisipasi dalam serangan militer Israel di daerah kantong tersebut.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang “genosida” Israel, sambil mengibarkan bendera dan spanduk Palestina bertuliskan “Boikot Israel, boikot genosida”, “Kemanusiaan telah gagal” dan “Bebaskan Palestina”.

Protes damai tersebut hanya berlangsung selama dua jam dan berakhir tanpa campur tangan polisi.