Irak Tangkap Warganya yang Rusak Gerai KFC Buntut Aksi Pro Palestina

Gerai KFC di Iran Dirusak (Doc: Middle East Eye)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Baghdad – Pihak berwenang Irak menangkap beberapa orang setelah serangkaian serangan terhadap jaringan restoran Amerika Serikat (AS), Kentucky Fried Chicken (KFC) di Bagdad. Hal itu disampaikan oleh kementerian dalam negeri Irak, pada Selasa, 4 Juni 2024.

"Penangkapan tersebut mencakup individu-individu yang menyerukan boikot terhadap merek-merek AS atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza," kata kementerian, dikutip dari Middle East Eye, Rabu, 5 Juni 2024.

Gerai KFC di Ibu Kota Irak, Baghdad (Doc: Middle East Eye)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Serangan tersebut dimaksudkan untuk merugikan kepentingan Amerika, dan beberapa tersangka telah ditangkap terkait serangan pekan lalu.

“Sayangnya, tampaknya beberapa dari mereka adalah anggota salah satu aparat keamanan dan melakukan tindakan tersebut untuk merugikan kepentingan Amerika,” kata kementerian itu.

Salah satu sumber keamanan mengatakan bahwa 13 tersangka ditangkap pada hari Senin, 3 Juni 2024.

Sebelumnya, pada hari Senin, sebuah makanan siap saji dari Amerika Serikat (AS), KFC di ibukota Irak, Bagdad, dirusak, dan beberapa lokasi jaringan restoran tersebut juga diserang.

Serangan pada hari Senin terjadi setelah Kataeb Hezbollah, sebuah kelompok bersenjata di Irak yang merupakan bagian dari kelompok payung Hashd al-Shaabi, meminta para pendukungnya untuk memboikot dan mengusir merek-merek dari brans AS, yang mereka kecam sebagai entitas mata-mata, yang berafiliasi dengan Israel.

Sejak perang Israel di Gaza dimulai pada bulan Oktober, seruan untuk memboikot merek dan produk yang terkait dengan Israel dan AS telah meroket di dunia Arab dan Muslim.

Beberapa target boikot ini juga melampaui gerakan boikot, divestasi, dan sanksi yang dipimpin Palestina, dengan merek-merek seperti KFC, McDonald's, dan jaringan makanan Amerika lainnya menjadi sasarannya.

Hubungan AS-Irak pun berada dalam kondisi genting sejak pecahnya perang di Gaza pada bulan Oktober, dengan Perlawanan Islam di Irak, sebuah aliansi kelompok bersenjata yang didukung Iran, melancarkan serangan terhadap pasukan AS karena dukungan Washington terhadap Israel.

Pasukan AS dan sekutu telah menjadi sasaran lebih dari 165 kali di Timur Tengah sejak pertengahan Oktober, sebagian besar diklaim oleh Perlawanan Islam di Irak.

Pada akhir Januari, serangan terhadap pangkalan udara AS di Yordania menyebabkan tiga tentara AS tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka.

AS mengatakan serangan itu terkait dengan Perlawanan Islam di Irak dan dilakukan oleh Kataeb Hizbullah.

VIVA Militer: Kendaraan lapis baja militer Amerika Serikat di Irak

Photo :
  • aawsat.com

AS kemudian membalas dengan serangkaian serangan udara di Suriah dan Irak yang menewaskan 23 orang.

Kataeb Hizbullah dengan cepat merespons dengan mengatakan akan menghentikan serangan terhadap AS.

Namun, Perlawanan Islam terus melancarkan serangan terhadap Israel, yang terbaru dengan klaim bahwa mereka menargetkan kota Haifa dengan serangan pesawat tak berawak.