45 Orang Tewas, Ribuan Warga Palestina Terpaksa Tinggalkan Rafah Usai Serangan Israel

VIVA Militer: Pengungsi Gaza di kota Rafah
Sumber :
  • reuters.com

VIVA – Ribuan warga Palestina tinggalkan Rafah usai serangan Israel yang menewaskan setidaknya 45 orang. Hal itu dipicu oleh pengeboman pada Senin, 27 Mei 2024 lalu yang membuat api dengan cepat menyebar melalui tenda-tenda dan akomodasi di area sekitar pengungsian. Mereka tinggalkan Rafah dan mengungsi di daerah lainnya yang juga dilanda serangan Israel.

Informasi tersebut berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai oleh kelompok Hamas. Diketahui, kota Rafah ditinggali oleh sejumlah 1,5 juta penduduk sebelum Israel melancarkan serangan operasi militer sejak awal Mei. 

Hal ini menekankan betapa besarnya dampak dari serangan zionis itu. Masyarakat Gaza semakin takut akan kematian yang mengancam mereka sebagai akibat dari tragedi tersebut. Kini proses pengungsian warga Rafah masih berlangsung, mengingat lebih dari satu juta orang telah meninggalkan kota itu sejak 6 Mei.

Badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) mengungkap sekitar satu juta warga Palestina mulai meninggalkan kamp pengungsian di kota Rafah Gaza Selatan sejak tiga minggu terakhir.

“Dalam 3 minggu terakhir sekitar 1 juta orang telah meninggalkan Rafah,” kata UNRWA di akun X dikutip dari Anadolu  Ajansi.

Setelah militer Israel membombardir kamp pengungsian warga di Rafah dan membakar pengungsi di tenda kamp Tal as-Sultan membuat jumlah pengungsi Palestina yang melarikan diri semakin meningkat.

Dilaporkan bahwa insiden tersebut mengakibatkan kematian banyak orang. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia. Karena pertempuran yang terus diintensifkan oleh militer Israel, satu juta warga sipil Palestina melarikan diri dari kamp Rafah ke zona kemanusiaan Al Mawasi yang berjarak sekitar 20 kilometer dari tempat pengungsian Rafah.

"Serangan terhadap Rafah terus berlanjut, dan warga sipil yang terlantar akibat pertempuran kekurangan tempat berlindung, mereka kekurangan makanan, mereka kekurangan air, dan persediaan lain yang penting untuk kelangsungan hidup manusia mereka,” kata UNOCHA dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh juru bicara Deputi PBB, Farhan Haq.