Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman Buntut Turbulensi yang Tewaskan 1 Penumpang
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Singapura – Singapore Airlines mengubah kebijakan tanda sabuk pengaman dalam penerbangan dan mengubah setidaknya satu rute penerbangan, setelah insiden turbulensi parah, yang terjadi pada minggu ini.
Insiden itu diketahui menewaskan satu orang dan menyebabkan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit, menurut data maskapai dan penerbangan tersebut.
Setelah terjadinya insiden mengerikan itu, pihak maskapai menjadi lebih hati-hati terhadap turbulensi.
"Termasuk tidak menyajikan minuman atau makanan panas ketika tanda sabuk pengaman menyala," kata Singapore Airlines (SIA) dalam sebuah pernyataan.
“SIA akan terus meninjau proses kami, karena keselamatan penumpang dan awak kami adalah hal yang paling penting,” sambungnya, dikutip dari The Sundaily, Jumat, 24 Mei 2024.
Seperti diberitakan sebelumnya, penerbangan SQ321 London-Singapura dengan pesawat Boeing 777-300ER yang membawa 211 penumpang dan 18 awak dialihkan ke Bangkok untuk pendaratan darurat, pada Selasa, 21 Mei 2024, setelah pesawat diterpa turbulensi parah, yang menyebabkan penumpang dan awak di sekitar kabin terbanting hingga ke langit-langit pesawat.
Singapore Airlines mengatakan pesawat pada hari Selasa bahwa pesawatnya mengalami turbulensi ekstrim yang tiba-tiba. Seorang penumpang Inggris berusia 73 tahun meninggal karena dugaan serangan jantung.
Foto-foto dari dalam pesawat menunjukkan adanya kerusakan di panel kabin atas, masker oksigen dan panel tergantung di langit-langit, serta bagasi berserakan. Seorang penumpang mengatakan kepala beberapa orang terbentur lampu di atas kursi dan merusak panel.
Hingga Kamis malam, 23 Mei 2024, 46 penumpang dan dua awak dirawat di rumah sakit di Bangkok, 19 orang lainnya masih berada di Bangkok, kata maskapai itu.
"Dua puluh dari 46 korban masih dalam perawatan intensif," kata seorang pejabat di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin Bangkok.
Dia menambahkan bahwa korban luka mengalami cedera tulang belakang, otak, dan tengkorak.
Singapore Airlines, yang dikenal luas sebagai salah satu maskapai penerbangan terkemuka di dunia dan dipandang sebagai tolok ukur bagi sebagian besar industri penerbangan, tidak mengalami insiden besar apa pun dalam beberapa tahun terakhir.