Protes Meluas di Universitas Spanyol, Mahasiswa Minta Putus Hubungan dengan Israel
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Madrid – Universitas-universitas di Spanyol menyatakan kesediaannya pada hari Kamis, 9 Mei 2024 untuk menangguhkan hubungan dengan lembaga pendidikan Israel mana pun, yang tidak menyatakan komitmen mereka terhadap perdamaian, ketika perang Israel di Gaza berkecamuk.
Dilansir dari The New Arab, Jumat, 10 Mei 2024, protes mahasiswa meningkat pesat di seluruh Eropa Barat dalam beberapa pekan terakhir.
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya pertumpahan darah di Gaza dan memutuskan hubungan dengan Israel, seperti demonstrasi yang melanda kampus-kampus di AS.
Dalam sebuah pernyataan, dewan pengurus universitas (CRUE) mengecam kekerasan tersebut dan memberikan dukungannya di balik protes yang baru-baru ini terjadi di kampus-kampus Spanyol.
Mereka Menuntut segera diakhirinya perang Israel di Gaza, dan berjanji untuk meninjau kembali hubungan dan jika perlu, menangguhkan kolaborasi dengan universitas-universitas dan pusat-pusat penelitian Israel yang belum menyatakan komitmen tegas mereka terhadap perdamaian dan penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Namun, pernyataan diplomatis tersebut tidak cukup menenangkan para mahasiswa di beberapa lokasi protes yang bermunculan di seluruh Spanyol, yang sejauh ini berlangsung damai.
"Apa yang sebenarnya kami inginkan adalah agar pemerintah dan para rektor universitas memenuhi tuntutan kami dan memutuskan hubungan dengan Israel,” kata Sebastian Gonzalez, seorang mahasiswa hukum dan ilmu politik berusia 28 tahun, di Universitas Complutense Madrid.
“Ketika tuntutan kami dipenuhi, maka kami akan membubarkan kamp. Sampai saat itu, kami akan terus melakukan perlawanan di sini dan di seluruh Spanyol,” sambung Gonzalez, yang juga merupakan juru bicara para pengunjuk rasa.
Di Spanyol, protes pertama dimulai pada 29 April di Universitas Valencia di timur, dengan mahasiswa mendirikan sekitar puluhan tenda untuk menuntut diakhirinya genosida di Gaza.
Hal ini diikuti oleh protes tenda serupa di Universitas Barcelona dan minggu ini perkemahan tersebut menyebar ke Madrid, negara Basque di utara, Alicante di timur, dan wilayah Andalusia selatan.
Sebagai informasi, perang Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas memimpin serangan di Israel selatan, dan menewaskan lebih dari 1.170 orang, menurut penghitungan angka resmi Israel.
Hamas mengatakan serangan itu terjadi sebagai respons terhadap pendudukan Israel di Palestina dan agresi terhadap rakyat Palestina.
Israel kemudian melancarkan serangan udara dan darat yang telah menewaskan sekitar 35.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Jalur Gaza.
Perang tersebut juga telah memicu gelombang protes pro-Palestina yang mengguncang kampus-kampus AS selama berminggu-minggu dengan intensitas yang belum pernah terlihat selama beberapa dekade, dan gerakan tersebut kemudian menyebar ke kota-kota di Eropa dan bahkan Australia.