Tentara Israel Ramai-ramai Pajang Foto saat Perang di Aplikasi Kencan
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Gaza – Tentara Israel ternyata ramai-ramai memajang foto mereka saat perang di Gaza, Palestina, di aplikasi kencan. Setidaknya, saat menelusuri aplikasi kencan di Israel, pengguna sering kali dibanjiri dengan gambar tentara IDF di Gaza.
"Setidaknya ini seperti profil ketiga,” kata Karmen, yang hanya ingin nama depannya digunakan.
Karmen kini mengumpulkan tangkapan layar profil kencan tentara dan membagikan beberapa fotonya kepada The New Arab.
Gambar-gambar tersebut beragam, dari tentara yang tersenyum dan mengacungkan senapan di depan matahari terbenam hingga konten yang lebih sadis seperti tentara yang mengambil foto selfie di samping reruntuhan.
Warga Israel telah lama memamerkan dinas militer mereka di aplikasi kencan, namun skala dan tingkat keparahan foto tersebut semakin meningkat sejak perang Israel di Gaza dimulai hampir tujuh bulan lalu.
Sebagian besar profil menampilkan pria berseragam dengan senjata diikatkan di dada, tetapi beberapa di antaranya mengambil gambar di medan perang. Penembak jitu juga berpose candid di depan kamera. Beberapa tentara berjalan bersama pasukannya di tengah reruntuhan.
Sementara itu, yang lain beristirahat merokok di sebuah rumah kosong yang kini dipenuhi coretan grafiti. Beberapa berdiri di samping buldoser dan gundukan tanah di hadapan siluet apartemen yang sudah kumuh.
Dalam salah satu foto, seorang tentara tersenyum di depan gedung yang terbakar dan bendera Israel yang dipasang.
Dalam foto lain, seorang tentara berpose di depan koleksi pakaian dalam yang digantung di dinding sebuah rumah warga Palestina, yang penghuninya diduga telah dipindahkan secara paksa, atau paling buruk, dibunuh.
“Rasanya semakin banyak orang yang menjadi cadangan menyalahgunakan perang untuk bercinta,” kata seorang aktivis New Profile, sebuah gerakan feminis Israel yang menentang militerisme.
Superioritas
Aktivis yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan bahwa perempuan juga berpartisipasi dalam tren lintas platform, meskipun pada tingkat yang lebih rendah.
Mona Shtaya, peneliti non-residen di The Tahrir Institute for Middle East Policy dan pakar hak digital, menjelaskan bahwa fenomena ini bukanlah hal baru.
“Bahkan sebelum perang, tentara Israel telah merekam video pendek dan menyebarkannya di berbagai platform media sosial seperti Instagram dan TikTok dan membual tentang senjata mereka,” ucap Shtaya.
Berbagi foto-foto ini di profil kencan mereka menambah lapisan lain, jelas Shtaya, yang menunjukkan bahwa hal itu memperkuat perasaan superioritas Israel atas orang-orang Palestina.
“Ketika Anda berada di tanah curian saat perang dan anda hanya mengunggah foto-foto tersebut di aplikasi kencan, itu berarti anda tidak memanusiakan warga Gaza, menormalisasi kejahatan perang, genosida, dan berada di tanah curian,” katanya.
Hal ini menunjukkan, dalam perang yang sedang berlangsung ini, terdapat ketidakseimbangan kekuatan antara penjajah dan pendudukan.
The New Arab juga berusaha menghubungi aplikasi kencan Tinder dan Hinge untuk menanyakan apakah konten yang diposting oleh tentara Israel melanggar pedoman perusahaan tersebut.
Seorang juru bicara Tinder mengatakan bahwa komunitas mereka membantu menjaga Tinder sebagai tempat yang aman, dan semua anggota didorong untuk melaporkan setiap dan semua perilaku yang melanggar Pedoman Komunitas.
Namun, Tinder menolak mengomentari profil atau jawaban tertentu jika konten tentara tersebut melanggar aturan Tinder.
Sanksi Komando
Baik Tinder maupun Hinge menyatakan dalam istilah penggunanya bahwa konten kekerasan dilarang di platform mereka. Pedoman Tinder menyatakan bahwa mereka tidak menoleransi konten kekerasan apa pun yang berisi darah kental, kematian, gambar atau deskripsi tindakan kekerasan (terhadap manusia atau hewan), serta penggunaan senjata.
Hinge juga mengatakan pihaknya melarang konten yang dapat dianggap menyinggung atau melecehkan, membuat kesal, mempermalukan, mengkhawatirkan atau memfasilitasi aktivitas ilegal apa pun termasuk, terorisme, penghasutan kebencian rasial, atau penyerahan yang dengan sendirinya merupakan tindakan kriminal dan pelanggaran.
Pakar hukum internasional mengatakan pengeboman bangunan sipil, vandalisme, dan pencurian yang semuanya tergambar dalam profil aplikasi kencan tentara Israel merupakan kejahatan perang.
The New Arab juga menghubungi militer Israel untuk memberikan komentar apakah gambar-gambar ini melanggar protokol militer mereka.
“IDF telah bertindak dan terus bertindak untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang menyimpang, yang terjadi pada tentara IDF,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
“Kasus-kasus tersebut akan diarbitrase, dan tindakan komando yang signifikan akan diambil terhadap tentara yang terlibat,” tambahnya.
Dengan perilaku kekerasan, baik online maupun offline, yang merupakan hal yang lumrah di Israel, rekaman dari zona perang kini tidak hanya menjadi hal biasa tetapi juga menjadi fetish di kalangan tentara.