AS dan Israel Kembali Berdiskusi Tentang Evakuasi di Gaza Selatan

Penderitaan rakyat Gaza
Sumber :
  • istimewa

Amerika Serikat – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin 6 Mei 2024 ketika ratusan warga Palestina meninggalkan kota Rafah di Gaza selatan menyusul perintah evakuasi Israel.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional yang membahas masalah ini tanpa menyebut nama, membenarkan pembicaraan yang terjadi antara para pemimpin Amerika dan Israel tetapi menolak mengomentari rencana aksi militer tentara Israel di Rafah, di mana lebih dari 1,5 juta warga Palestina mencari perlindungan.

VIVA Militer: Pengungsi Gaza di depan puing masjid di Deir al-Balah

Photo :
  • aljazeera.com

“Kami telah memperjelas pandangan kami mengenai invasi darat besar-besaran di Rafah kepada pemerintah Israel, dan Presiden akan berbicara dengan Perdana Menteri,” kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan melalui email.

“Kami terus percaya bahwa kesepakatan penyanderaan adalah cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa para sandera, dan menghindari invasi ke Rafah, tempat lebih dari satu juta orang berlindung,” kata pernyataan itu.

Dilansir dari Anadolu Ajansi pada Selasa 7 Mei 2024, sebelumnya militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi segera bagi warga Palestina di lingkungan timur Rafah dan meminta mereka untuk pindah ke kota al-Mawasi di Gaza selatan.

Sekitar 100.000 warga sipil Palestina diperkirakan tinggal di daerah yang akan dievakuasi, menurut Radio Tentara Israel.

Rafah adalah rumah bagi lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina yang berlindung dari perang yang dilancarkan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Lebih dari 200.000 warga Palestina tinggal di Rafah sebelum perang. Hampir tujuh bulan setelah perang, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% penduduk di daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Lebih dari 34.600 warga Palestina yang sebagian besarnya perempuan dan anak-anak, terbunuh di Gaza di tengah kekurangan kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan, air dan obat-obatan yang disebabkan oleh pembatasan Israel terhadap pengiriman bantuan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara dari pengadilan tinggi PBB pada bulan Januari mengatakan masuk akal bahwa Israel melakukan genosida di Gaza, dan memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di sana.