Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Taheran – Media-media Amerika Serikat, termasuk ABC News, melaporkan bahwa Israel telah melakukan serangan balasan setelah tiga ledakan terjadi di sekitar bandara kota Isfahan, Iran, pada Jumat, 19 April 2024 malam.
Meskipun jenis serangan atau senjata yang digunakan belum diketahui dengan pasti, serangan tersebut diyakini berasal dari Israel.
Dilansir dari ABC News, Jumat, 19 April 2024, Isfahan merupakan kota strategis bagi Iran yang memiliki sejumlah fasilitas penting seperti pusat penelitian dan pengembangan militer, serta pangkalan-pangkalan militer.
Selain itu, kota Natanz yang yang berjarak hanya 125 kilometer dari Isfahan juga memiliki fasilitas pengayaan nuklir.
Pada tahun lalu, berdasarkan foto dan video terungkap Iran di kota Natanz juga tengah mengembangkan fasilitas nuklir di bawah tanah yang tak bisa dijangkau oleh rudal atau misil.
Penerbangan dihentikan
Pemerintah Iran sendiri telah menghentikan penerbangan di sejumlah kota menyusul serangan Israel ke kota Isfahan.
Dilansir dari Aljazeera, kota-kota yang penerbangannya dihentikan meliputi Tehran, Isfahan, dan Shiraz. Militer Iran juga telah mengaktifkan sistem pertahanan udara. Belum diketahui kerusakan atau korban akibat serangan.
Disebut Iran Bakal Balas dengan Rudal Canggih
Dilansir dari Independent, Komandan Senior Garda Revolusi Iran Ahmad Haghtalab memperingatkan jika Israel menyerang pusat nuklirnya, maka Iran akan melakukan pembalasan.
“Kami pasti akan membalasnya dengan rudal canggih yang menyerang situs nuklir mereka sendiri,” kata Ahmad.
Ini adalah pertama kalinya Iran secara eksplisit merujuk pada dugaan program senjata nuklirnya sejak negara itu melancarkan serangan terhadap Israel.
Dan hal ini terjadi sehari setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan bahwa invasi “terkecil” sekalipun ke wilayahnya akan menimbulkan respons yang “besar dan keras”.
Para ahli telah memperingatkan bahwa sejak Donald Trump membatalkan perjanjian nuklir antara Iran dan AS, Teheran mampu membuat bom nuklir dalam waktu enam bulan hingga satu tahun.